Minggu, 11 Desember 2011

Senam


SENAM


Sejarah Singkat
Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang". Dalam abad Yunani kuno, senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis, dan tidak dipertandingkan. Baru pada akhir abad 19, peraturan-peraturan dalam senam mulai ditentukan dan dibuat untuk dipertandingkan. Pada awal modern Olympic Games, senam dianggap sebagai suatu demonstrasi seni daripada sebagai salah satu cabang olahraga yang teratur.
Menurut Menke G. Frank dalam Encyclopedia of Sport, as Bannes and Company, New York, 1960, senam terdiri dari gerakan-gerakan yang luas/banyak atau menyeluruh dari latihan-latihan yang dapat membangun atau membentuk otot-otot tubuh seperti : pergelangan tangan, punggung, lengan dan lain sebagainya. Senam atau latihan tersebut termasuk juga : unsur-unsur jungkir balik, lompatan, memanjat dan keseimbangan.
Sedang Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran Praktek Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan, "Senam ialah latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis".
Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam kuno, senam sekolah, senam alat, senam korektif, senam irama, turnen, senam artistik. Secara umum senam memang demikian adanya, dari tahun ke tahun mengalami penyempurnaan dan semakin berkembang. Yang dulunya tidak untuk dipertandingkan, namun sejak akhir abad 19 mulai dipertandingkan. Dibentuklah wadah senam internasional, dengan nama Federation International de Gymnastique (FIG), yang mengelola antara lain :
1. Senam Artistik (Artistic Gymnastics).
2. Senam Ritmik (Modern Rhytmic).
Senam Artistik serta perkembangannya di Indonesia
Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan Internasional. Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus dikembalikan ke negaranya.
Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.
Pengertian Senam
Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya.Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.
Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam) nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.
Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oelh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua) macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya.
Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6 (enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat.
Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah : 10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar disambung dengan gerakan-gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau keterampilan.
Senam lantai
Biasanya merupakan nomor pertama dalam pertandingan atas pertimbangan kesempatan bagi para pesenam untuk juga berlaku sebagai pemanasan karena gerakan-gerakannya tidak memerlukan tenaga otot yang luar biasa. Nomor ini mungkin merupakan tontonan yang paling mengasyikkan dibanding dengan alat-alat lain meskipun sebenarnya relatif berkembang paling baru. Untuk pertama kali nomor ini sebagai nomor perseorangan dalam Olympiade 1932 dan bagi wanita baru 20 tahun kemudian.
Senam lantai sangat populer terutama bagi penyelenggaraan secara massal yang dapat diikuti oleh ribuan peserta bersama-sama. Gerakan-gerakannya dapat dikerjakan secara seragam dan membentuk formasi-formasi yagn menarik dan mengesankan. Di negeri kita sekarang sedang digalakkan apa yang disebut senam pagi Indonesia.
Lantai pertandingan berukuran 12 m2 dalam ruang yang berukurang 14 m2 dilapisi karpet kenyal setebal 0,045 m. Pria tampil dalam waktu 70 detik dan wanita dengan diiringi musik 90 detik. Keduanya bertujuan untuk memberikan kesan kepada para wasit dengan rangkaian urutan dari berbagai lompatan, putaran, keseimbnagan dicampur dengan unsur-unsur lonjakan dan akrobatik. Gerakan-gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.

Peralatan Senam Artistik
Ukuran alat
1. Bentuk putera ada 6 (enam) alat :
- Floor exercise (lantai)
Ukuran 12x12 m
- Pommel horse (kuda-kuda pelana)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.10 m
- Rings (gelang-gelang)
Tinggi 2.55 m
Jarak 0.50 m
- Horse vault (kuda-kuda lompat)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.35 m
- Parallelbar (palang sejajar)
Panjang 3.50 m
Jarak 0.48 s/d 0.52 m
Tinggi 1.75 m
- Horizontal bar (palang tunggal)
Panjang 2.40 m
Tinggi 2.55 m
2. Untuk puteri ada 4 (empat) alat :
- Horse vault (kuda-kuda lompat)
Panjang 1.60 m
Tinggi 1.20 m
- Uneven bars (palang bertingkat)
Panjang 2.40 m
Tinggi palang bawah 1.50 m
Tinggi palang atas 2.30 m
- Balance beam (balok keseimbangan)
Panjang 5.00 m
Tinggi 1.20 m
- Floor exercise (lantai)
Ukuran 12 x 12 m
Peraturan Umum Senam Artistik
1. Kejuaraan beregu (Kompetisi I)
- Setiap regu terdiri dari 6 (enam) pesenam putera/puteri.
- Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putera 6 (enam) alat, puteri 4 (empat) alat.
- Juara beregu (Kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak, dari jumlah 5 (lima) pesenam
terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.
Nilai maksimum untuk putera adalah : 12 nomor pertandingan x 50 = 600 (wajib dan pilihan) 6 nomor
pertandingan x 50 = 300 (pilihan)
Nilai maksimum untuk puteri adalah : 8 nomor pertandingan x 50 = 400 (wajib dan pilihan) 4 nomor
pertandingan x 50 = 200 (pilihan)
2. Kejuaraan perorangan serba bisa (Kompetisi II)
- Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta.
- Dibatasi 3 (tiga) pesenam dari tiap negara/daerah
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan serba bisa (Kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada Kompetisi I (wajib & pilihan), ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat.
Nilai maksimum untuk putera = 120
Nilai maksimum untuk puteri = 80
3. Kejuaraan perorangan per alat (Kompetisi III)
- Peserta finalis diambil dari 8 (delapan) pesenam terbaik dari hasil kompetisi I pada alat tersebut.
- Dibatasi 2 (dua) pesenam dari tiap negara/daerah, dan hanya 3 (tiga) alat yang boleh diikuti oleh
seorang pesenam
- Hanya melakukan rangkaian pilihan :
* untuk putera 6 (enam) alat
* untuk puteri 4 (empat) alat
- Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai
rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan nilai kompetisi III pada
masing-masing alat.
Nilai maksimum untuk putera maupun puteri = 20.

Pada senam III, untuk puteri yang diajarkan adalah Balok Keseimbangan (Balance Beam) dan Palang bertingkat (Uneven Bars).
1.      Balok Keseimbangan
Balok keseimbangan atau dalam senam dikenal dengan balance beam adalah salah atu nomor yang diperlombakan dalam senam untuk puteri. Beams (balok) mempunyai ukuran, tinggi 1.25 m (4.1'), panjang 5 m (16'4"), dan lebar 10 cm (4"). Beam yang asli terbuat dari kayu yang datar dan mennkilap. Koreo yang biasa digunakan adalah unsur-unsur akrobatik, berputar, melompat, dan gerakan lainnya yang dikombinasi. Perkembangannya pada awal senam artistik untuk puteri, pada balok hanya gerakan dasar berguling. Lalu pada even yang lebih elite, dikombinasikan dengan melompat, dance poses, handstands, rolls dan walkovers.
           

2.      Palang Bertingkat
Palang bertingkat atau uneven bars adalah salah satu nomor dalam senam artistik untuk puteri. Pada palang, untuk tinggi palang yang atas 245 cm (approx 8 feet) sedangkan yang palang bawah 165 cm (approx 5 feet, 5 inches). Lebar 1.5 inches, panjang palang 240 cm(approx 8 feet) dan jarak diagonal antara dua  palang 130–180 cm. Kombinasi gerakan pada palang bertingkat antara lain putar perut, lalu naik ke palang yang atas bergelantung dan balik lalu kembali ke palang yang bawah lalu turun.


DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia, free encyclopedia
www.google.com

Sabtu, 10 Desember 2011

RPP EEK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                        : MIN Nglawu
Mata Pelajaran                      : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                      : 1 (satu)/ I (Satu)
Pertemuan ke                         : I (Satu)
Alokasi Waktu                       : 2 x 35 Menit

Standar Kompetensi :   1.  Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhanan / aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar:   1.1.  Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, toleransi dan percaya diri.

I.    Tujuan Pembelajaran**
- Siswa dapat melakukan gerak dasar lokomotor

v  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
                                                              Tekun ( diligence )
                                                              Tanggung  jawab ( responsibility)
                                                              Ketelitian ( carefulness )
                                                              Kerja sama ( Cooperation )
                                                              Toleransi ( Tolerance )
                                                              Percaya diri ( Confidence )
                                                              Keberanian ( Bravery )
II.   Materi Ajar ( Materi Pokok ):
-       Gerak dasar lokomotor
III.  Metode Pembelajaran :
-         Ceramah
-         Demonstrasi
-         Praktek
IV.  Langkah-langkah Pembelajaran :
A.     Kegiatan Awal :
Apresepsi/ Motivasi
ΓΌ  Siswa dibariskan menjadi empat barisan
ΓΌ  Mengecek kehadiran siswa
ΓΌ  Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap
ΓΌ  Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti
ΓΌ  Mendemonstrasikan materi inti yang akan dilakukan/ dipelajari
B.     Kegiatan Inti :
ΓΌ  Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru :
·        Berjalan ke depan, belakang, samping langkah panjang dan langkah pendek
·        Berjalan dengan ujung kaki dan tumit
·        Berlari ke depan, ke belakang, dan ke samping
·        Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
·        Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan lapangan
ΓΌ  Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru :
·        Melakukan geakan berlari dengan langkah panjang dan pendek dengan keberanian ( Bravery )
·        Melakukan gerakan melompat ke depan, ke belakang dan kesamping
·        Melakukan gerakan melompat dengan satu kaki atau dua kaki
ΓΌ  Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru :
·        Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
·        Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memeberikan penguatan dan penyimpulan
C.      Kegiatan Akhir/ Penenangan
Dalam kegiatan akhir, guru :
·        Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
·        Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
V.    Alat dan Sumber Belajar :
§  Buku Penjaskes kls. 1
§  Diktat permainan bola kecil
§  Pluit
VI.   Penilaian :
Penilaian dilaksanankan selama proses dan sesudah pembelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Instrumen/ Soal
·        Melakukan gerakan berjalan dengan berbagai arah dan langkah
·        Berjalan dengan kaki bagian depan dan belakang
·        Melakukan gerakan berlari keberbagai arah
·        Melakukan gerakan lari bervariasi
·        Melakukan gerakan melompat ke berbagai arah
·        Melakukan variasi gerakan melompat
Test (Individu)
Test ketrampilan
·       Praktekkan gerakan berjalan dengan berbagai arah dan langkah

·       Bagaimanan cara berjalan dengan kaki bagian depan dan belakang
·       Praktekkan gerakan berlari keberbagai arah

·        Praktekkan gerakan lari bervariasi

·        Praktekkan gerakan melompat ke berbagai arah
·        Praktekkan variasi gerakan melompat



FORMAT KRITERIA PENILAIAN
*     PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Konsep
*Semua benar
*Sebagian besar benar
*Sebagian kecil benar
*Semua salah
4
3
2
1

*     PERFORMANSI
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.



2.



3.
Pengetahuan



Praktek



Sikap
*Pengetahuan
*Kadang-kadang Pengetahuan
*tidak pengetahuan

*aktif Praktek
*kadang-kadang aktif
*tidak aktif

*sikap
*kadang-kadang sikap
*tidak sikap
4
2
1

4
2
1

4
2
1

LEMBAR PENILAIAN
No
Nama Siswa
Performan
Produk
Jumlah Skor
Nilai
Pengetahuan
Praktek
Sikap
1.
2.
3.







CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor maksimal )x 10
Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remidial

Mengetahui,
Kepala Sekolah MI N Nglawu                                                          Guru Mapel PJOK




        Warsito, S.Ag                                                                                  Oka Irmade, S.Pd
NIP.19670310 1994 031 004                                                             NIP.



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah                        : MIN Nglawu
Mata Pelajaran                      : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Kelas/Semester                      : 1 (satu)/ I (Satu)
Pertemuan ke                         : 2 (Dua)
Alokasi Waktu                       : 2 x 35 Menit

Standar Kompetensi :   1.  Mempraktikkan gerak dasar ke dalam permainan sederhanan / aktivitas jasmani dan nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar:   1.2.  Mempraktikkan gerak dasar memutar, mengayun ataupun menekuk  dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, toleransi dan percaya diri.

I.    Tujuan Pembelajaran**
- Siswa dapat melakukan gerak dasar non lokomotor

v  Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
                                                              Tekun ( diligence )
                                                              Tanggung  jawab ( responsibility)
                                                              Ketelitian ( carefulness )
                                                              Kerja sama ( Cooperation )
                                                              Toleransi ( Tolerance )
                                                              Percaya diri ( Confidence )
                                                              Keberanian ( Bravery )
II.   Materi Ajar ( Materi Pokok ):
-       Gerak dasar non lokomotor
III.  Metode Pembelajaran :
-         Ceramah
-         Demonstrasi
-         Praktek
IV.  Langkah-langkah Pembelajaran :
A.     Kegiatan Awal :
Apresepsi/ Motivasi
ΓΌ  Siswa dibariskan menjadi empat barisan