Rabu, 07 Desember 2011

massage


PENDAHULUAN
              Pengetahuan tentang masase, khususnya masase terapi, penting sekali bagi mereka yang bergerak dibidang keolahragaan dan kesehatan, termasuk para pelatih di klub olahraga dan pusat latihan olahraga. Masase terapi penting bagi olahragawan asuhannya di dalam usaha meningkatkan dan mempertahankan kondisi fisik serta prestasinya. Di bidang kesehatan, masase memberikan bantuan bagi usaha penyembuhan beberapa macam cedera, penyakit kronis, serta gangguan fungsional dan kelainan-kelainan pada tubuh.
              Masase adalah suatu seni gerak tangan yang bertujuan untuk mendapatkan kebugaran, memulihkan cedera, menyembuhkan penyakit, dan mendukung prestasi olahraga atau kerja. Efek mekanis dari gerak tangan ini akan menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi penerimanya. Masase dapat diberikan kepada semua orang, laki-laki, perempuan, tua, muda, dewasa maupun anak-anak, bahkan juga pada binatang piaraan.
              Keunikan masase terletak pada  kemampuannya sebagai alat untuk menjalin komunikasi tanpa kata antara pemberi dan penerimanya. Dengan sentuhan tangan yang halus, lembut dan kadang kuat serta mantap, seorang masseur dapat menimbulkan rasa senang serta simpati si penerima kepada masseurnya. Oleh karenanya, jika mendapat masase yang baik dan benar, seseorang kadang dapat berada dalam situasi mental dan fisik yang senang, aman, dan damai. Rasa senang, rasa aman dan damai inilah yang menyebabkan berhentinya tangisan anak atau bayi, berkurangnya keluh kesah orang yang mengalami ketegangan jiwa, ataupun penderita yang mengalami cedera maupun sakit.

1.  Sejarah Masase
        Kata massage berasal dari kata Arab “mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang berarti “memijat atau melulut”. Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu pijat atau ilmu lulut. Dalam bahasa Indonesia, tulisan “massage” di adaptasi menjadi masase. Para pelaku massage biasa disebut sebagai masseur untuk pria dan masseus untuk wanita yang diambil dari bahasa Perancis.
Sejarah masase terungkap dengan penemuan artefak oleh para arkheolog yang menunjukkan penggunaan masase di sejumlah wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti pre-historis langsung yang menjelaskan penggunaan masase untuk alasan-alasan medis, bukti tidak langsung sangat jelas menunjukkan kaitan masase dengan medis. Lukisan-lukisan di gua Eropa (abad 15000 SM) misalnya, menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai kegunaan sentuhan terapi.
          Pada kawasan timur, pemikiran/ perhatian terhadap sakit telah ditulis di Cina selama ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek masase telah ada semenjak 3000 SM. Namun, pada periode antara abad kedua sebelum masehi (yakni 200-101 SM) dan abad pertama sebelum masehi (yakni 1-101 SM), pengobatan di Cina telah mulai ada. Naskah-naskah yang ditemukan di Cina mulai abad kedua sebelum masehi membahas masase sebagai salah satu metode perawatan untuk beraneka ragam penyakit. Meskipun demikian, akupungtur tidak termasuk didalamnya (meskipun akupungtur telah disebut dalam tulisan kedokteran Cina sejak abad 90 sebelum masehi). Dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang masase dan akupungtur, bangsa Cina mengembangkan suatu aliran atau gaya masase yang mereka sebut dengan “anma” atau “anmo”. Bangsa cina telah mengembangkan seni masase dengan sangat baik dan bangsa ini pula yang pertama kali melatih dan mempekerjakan pemijat tuna netra. Di Jepang, kita menemukan “amma” Cina, yang disebut juga dengan “anma” yang berarti masase dalam bahasa Jepang. Shiatsu, yang secara harfiah berarti tekanan jari dianggap sebagai komponen anma. Shiatsu merupakan modal utama Jepang yang didasarkan pada konsep bangsa Asia bahwa tubuh memiliki satu rangkaian titik energi, atau “tsubu”. Ketika tekanan diberikan pada titik-titik ini dengan benar, sirkulasi meningkat dan syaraf-syarat terstimulasi. Ada banyak titik-titik tsubo sepanjang badan, dan tiap titik memiliki arah yang berbeda-beda. Para praktisi Shiatsu memijat tsubo untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuh. Seperti halnya Cina, bangsa Jepang memperkerjakan juga pemijat tuna netra.
Selain di Cina dan Jepang, Negara-negara Asia lainnya juga mempraktekkan masase. Di daratan India, praktek masase telah ada selama lebih dari 3000 tahun. Pengetahuan tentang masase yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari Cina, dan lambat laun pengetahuan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Hindu, yang ditandai misalnya dengan memasukkan pengobatan masase didalam kitab suci Ayur-Veda (1800 SM). Ayur-Veda (yang secara bahasa bermakna aturan kehidupan) meliputi hal-hal seperti kelahiran kembali, penolakan pada kehidupan materi dunia, keselamatan, jiwa, tujuan hidup, pemeliharaan kesehatan mental, dan pencegahan serta tindakan terhadap penyakit. Untuk pengobatan, teks Ayur-Veda yang paling penting adalah “samhitas”. Karya selanjutnya, Manaw Dharma Shastra (300 SM), juga menyebutkan masase terapi. Selain budaya Negara-negara timur yang telah disebutkan tadi, Polinesia juga dicatat sebagai wilayah yang mempraktekkan masase terapetik.
            Masase dipandang sebagai komponen dari system Ling secara keseluruhan dan biasanya disebut sebagai masase Swedia. Ling (pencetus/penemu Swedish Massage) dan para pengikutnya menggunakan suatu system stroke yang panjang dan halus sehingga menimbulkan rasa relaks/ santai. Gerakan-gerakan aktif dan pasif dari sendi akan meningkatkan relaksasi umum, meningkatkan sirkulasi, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan tingkat gerakan. Bagi Ling, masase merupakan suatu bentuk senam pasif, yang dilakukan pada bagian tubuh.
Tokoh lain yang berperan dalam sejarah perkembangan masase adalah seorang dokter dari Belanda, Johann Mezger (1839-1909), yang lahir pada tahun yang sama dengan tahun meninggalnya Ling. Mezger diberi penghargaan karena telah membuat masase menjadi komponen fundamental dari rehabilitasi fisik. Beliau juga diberi penghargaan karena berjasa mengenalkan istilah-istilah Perancis yang masih digunakan sampai saat ini dalam profesi masase (seperti, effleurage, petrissage, tapotement). Bangsa Perancis menterjemahkan beberapa buku masase Cina, dan hal ini mungkin menjadi sebab mengapa istilah Perancis menjadi sangat umum dalam teks-teks masase. Berbeda dengan Pehr Ling, Mezger, menjadi seorang dokter, jadi lebih mudah baginya untuk mempromosikan masase dengan menggunakan dasar kedokteran dan ilmiah. Dalam hal ini, Mezger cukup berhasil dalam menjadikan profesi kedokteran lebih bisa menerima masase sebagai tindakan kedokteran terhadap sakit dan penyakit yang bisa dipercaya. Sejumlah dokter Eropa mulai menggunakan terapi masase dan menerbitkan secara ilmiah hasil-hasil modalitas yang positif. Selanjutnya, seni masase masuk dalam ilmu kedokteran.
            Sistem Gerakan Swedia dikenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1856 oleh dua bersaudara, George Henry Tailor dan Charles Fayette Tailor. Tailor bersaudara tersebut telah belajar teknik-teknik itu di Eropa dan kembali ke Amerika Serikat dan membuka praktek orthopedic dengan spesialisasi Gerakan Swedia. Kedua dokter ini menerbitkan sejumlah karya penting mengenai sistem Ling, yang digunakan sebagai teks book bidang masase di Amerika pada tahun 1860. Orang Amerika yang juga mendukung sistem Gerakan Swedia lainnya adalah Douglas O. Graham. Dr. Graham bukan hanya seorang praktisi dari sistem ini, tapi juga merupakan penulis beberapa karya mengenai sejarah masase yang dikerjakannya dalam kurun waktu 1874 hingga 1925.
            Praktisi pendukung lainnya di Amerika Serikat adalah Hartvig Nissen, yang pada tahun 1883 membuka Institut Kesehatan Swedia bagi Tindakan/Perawatan Penyakit Kronis melalui Gerakan Swedia dan Masase (Washington D.C.). Nissen menampilkan suatu makalah berjudul “Gerakan Swedia dan Masase” pada 1888, yang selanjutnya diterbitkan di bebeapa jurnal kedokteran. Hasil dari publikasi ini adalah adanya sejumlah surat dari para dokter yang ingin lebih mengetahui tentang sistem Ling, dan hal ini mendorongnya untuk menerbitkan buku: Swedish Movement and Massage Treatment pada tahun 1888. Penggabungan dua buku yakni buku karya Nissen dan Graham yakni A Treatise on Massage (Risalah Massage), Its History, Mode Application and Effects (1902) (Sejarahnya, Model Aplikasi dan Efeknya), sangat berjasa dalam meningkatkan minat profesi kedokteran Amerika Serikat mengenai manfaat-manfaat masase.
Pada awal abad ke-20, profesi kedokteran di negara-negara barat telah mulai menyadari apa yang telah lama diajarkan oleh bangsa Cina melalui para masseur/masseusnya. Gosokan terapi memiliki peran yang penting pada perawatan/tindakan pada sakit dan penyakit. Disamping mempelajari seni masase, para ahli terapi masase juga perlu menguasai anatomi dan fisiologi manusia.     
Dengan kemajuan tehnologi dan dunia kedokteran, masase sederhana menjadi kurang cukup sehingga the British Chartered Society of Massage and Medical Gymnastics mengubah namanya menjadi Chartered Society of Psysiotherapy (Masyarakat/kelompok Fisioterapi Resmi). Pada waktu yang hampir bersamaan, Asosiasi Masseur dan Masseus Amerika terbentuk di Amerika Serikat berganti nama menjadi Asosiasi Terapi Masase Amerika. Seiring dengan waktu, asosiasi ini hadir sebagai wakil ataupun wujud masseur dan masseus professional yang lazim disebut sebagai ahli terapi masase. Organisasi yang mempunyai cabang di hampir 50 negara bagian Amerika ini memiliki hampir 25.000 anggota.
Perkembangan metoda baru pada masase di dunia selama lebih dari 60 tahun, melebihi konsep-konsep asli masase Swedia, dan sebagian besar dikembangkan di Amerika Serikat sejak 1960. Massage Esalen (dikembangkan di Institut Esalen) di rancang untuk menciptakan suatu keadaan relaksasi yang lebih dalam dan kesehatan secara umum. Jika dibandingkan dengan system Swedia, Massage Esalen lebih lambat dan lebih berirama serta menekankan pada pribadi secara keseluruhan (pikiran dan tubuh). Banyak ahli terapi yang menggunakan suatu kombinasi teknik Swedia dan teknik Esalen.
            Rolfing, dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf, melibatkan suatu bentuk kerja jaringan dalam yang melepaskan/mengendurkan adhesi atau pelekatan dalam jaringan fleksibel (fascia) yang mengelilingi otot-otot. Secara umum, gaya ini meluruskan segmen-segmen tubuh utama melalui manipulasi pada fascia. Deep Tissue Massage menggunakan stroke / tekanan yang perlahan, tekanan langsung, dan atau pergeseran. Seperti namanya, prosedur ini diaplikasikan dengan tekanan yang lebih besar dan pada lapisan otot yang lebih dalam daripada masase Swedia.
            Sport Massage adalah massage yang telah diadaptasi untuk keperluan atlit dan terdiri dari dua kategori: pemeliharaan (sebagai bagian dari aturan latihan) dan perlombaan (sebelum perlombaan ataupun setelah perlombaan). Sports massage juga digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera. Reflexology, juga dikenal sebagai terapi zona, terapi ini didasarkan pada ide oriental bahwa stimulasi dari titik-titik tertentu pada tubuh mempunyai efek pada bagian-bagian lain dari tubuh. Dengan menggunakan tekanan jari dalam, ahli terapi masase mengobati area tertentu pada kaki dan tangan untuk menormalkan fungsi-fungsi organ dalam tubuh.
            Neuromuscular massage adalah suatu bentuk masase dalam yang mengaplikasikan tekanan jari yang terkonsentrasi pada otot-otot tertentu. Bentuk masase ini membantu memutuskan/memecahkan siklus kejang urat dan sakit dan bentuk ini digunakan pada titik pemicu rasa sakit, yang merupakan simpul ketegangan dari  otot yang menyebabkan raa sakit pada bagian-bagian tubuh yang lain. Trigger point massage dan myotherapy  merupakan bagian dari masase neuromuskular.
             Bindegewebs massage, atau  connective tissue massage, dikembangkan oleh Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang terkait dengan permukaan jaringan penghubung (fascia) yang terletak diantara kulit dan otot. Para pengikut Bindegewebs massage percaya bahwa massage pada jaringan /ikat akan mempengaruhi refleks vaskular dan viseral yang berkaitan dengan sejumlah patologi dan ketidak-mampuan.
Masase telah lahir di bumi Indonesia sejak zaman kerajaan Hindu. Salah satu bukti masase telah ada di bumi Indonesia ini, tergambar pada relief-relief peninggalan agama hindu dan budha. Seperti halnya di India, masase telah tertuang dalam kitab Ayur-Veda yang menceritakan kehidupan penganut agama hindu dalam kehidupan di dunia ini. Cerita kehidupan beragama, bermasyarakat dan kehidupan tolong menolong telah tertanam di bangsa Indonesia lewat peninggalan sejarah-sejarah zaman dulu berupa candi-candi peninggalan kerajaan-kerajaan yang sejalan dengan perkembangan agamanya. Salah satu bukti yaitu candi Borobudur yang dibangun pada abad ke 8 yang menceritakan kehidupan masyarakat mulai dari nuansa keagamaan, sosialisasi, perdagangan, pengobatan, kehidupan rumah tangga, dan masalah hubungan biologis lainnya.
Metode masase lain yang berkembang dan mulai diperkenalkan pada masyarakat Indonesia yaitu sejak masuknya pedagang-pedagang asing seperti dari Cina, Eropa, India, Arab dan Belanda, sekitar 500 tahun yang lalu. Di era moderen sekarang ini masase berkembang lewat dunia pendidikan baik formal maupun non formal. Macam-macam masase yang berkembang di Indonesia sekarang ini antara lain: masase Swedia, akupresur, refleksi, shiatshu, tsubo, touch masase, thai masase, japanese masase, indian masase, thaiwan masase, sport masase, ayurveda masase dan lain-lain. Perkembangan masase di dunia olahraga Indonesia berawal dari pendidikan yang diberikan lewat perkuliahan disebuah perguruan tinggi keolahragaan yang menjamin keilmiahan dan manfaat masase tersebut. Dengan demikian masase bisa diterima di masyarakat dan sampai sekarang masase diminati oleh masyarakat Indonesia.

2.  Macam dan Kegunaan Masase  
              Dalam perkembangannya, masase dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
a.  Sport Massage
            Yaitu masase yang khusus digunakan atau diberikan kepada orang-orang yang sehat badannya, terutama olahragawan. Tujuannya secara umum adalah :
1)      Untuk melancarkan peredaran darah, terutama dorongan terhadap darah
venosa menuju ke jantung. Lancarnya peredaran darah ini selanjutnya akan mempercepat proses pembuangan sisa-sisa pembakaran dan penyebaran sari makanan ke jaringan-jaringan.
2)      Merangsang persarafan, terutama saraf tepi (perifer) untuk meningkatkan
      kepekaannya terhadap rangsang.
3)      Meningkatkan ketegangan otot (tonus) dan kekenyalan otot (elastisitas)
      untukmempertinggi daya kerjanya.
4)      Membersihkan dan menghaluskan kulit.
5)      Mengurangi atau menghilangkan ketegangan saraf dan mengurangi rasa sakit, hingga dapat menidurkan pasien.

b.  Segment Massage
      Segmen masase merupakan masase yang ditujukan untuk membantu penyembuhan terhadap gangguan fisik, baik disebabkan oleh cedera maupun penyakit. Kelainan-kelainan fisik tersebut umpamanya : kekakuan persendian sesudah terjadinya radang sendi (arthritis), kelayuan atau kelumpuhan otot karena berkurangnya fungsi saraf, distorsi atau keseleo pada sendi, rasa nyeri pada tengkuk, sakit boyok atau “pegel” dan sebagainya. Segment massage lebih ditekankan pada pengaruhnya terhadap persarafan, terutama pusat saraf di ruas-ruas tulang belakang beserta serabut-serabut sarafnya. Dinamakan segment massage karena dalam pelaksanaannya massage ini dilakukan terhadap bagian demi bagian atau segment-segment tubuh, yaitu segment atau bagian tubuh yang mendapat persarafan dari serabut saraf yang berasal dari ruas-ruas tulang belakang (saraf spinal). Serabut-serabut saraf spinal ini masing-masing bertugas mensarafi daerah-daerah tubuh tertentu, mulai dari daerah leher kebawah sampai ke daerah tapak kaki dan tapak tangan. Masase yang termasuk dalam kelompok ini misalnya shiatsu, Tsubo, Frirage, Xigong, Needle Massage, Accupunctur, Oriental Massage, dan lain sebagainya.
c.  Cosmetic Massage
      Masase yang khusus ditujukan untuk memelihara serta meningkatkan kecantikan dan keindahan, baik kecantikan muka maupun keindahan tubuh beserta bagian-bagiannya.


d.  Macam Masase yang lain
Ada banyak masase lain yang berfungsi sebagai perangsangan atau penyembuhan cedera ataupun sakit, misalnya massage untuk merangsang jantung, erotic massage, sensuele-massage, serta bentuk-bentuk masase yang lain.
              Dengan adanya bermacam-macam masase tersebut sudah barang tentu masing-masing akan menggunakan cara-cara yang tidak selalu sama, baik mengenai teknik manipulasi, frekuensi dan lamanya waktu masase, dosis dan kekuatan tekanan maupun daerah-daerah yang dipijat. Disamping itu masing-masing mempunyai tujuan dan kegunaan yang berbeda pula.









3.      Sarana dan Prasarana Masase
a.      Perlengkapan dan alat-alat yang digunakan
Untuk dapat melakukan masase dengan lancar dan baik hasilnya, tidak cukup hanya pengetahuan teori dan keterampilan praktek yang harus dipersiapkan, namun juga perlengkapan dan alat-alat yang digunakan. Perlengkapan serta alat-alat itu adalah :
1.  Ruang masase lengkap dengan peralatannya
Kamar yang cukup luas dan bersih dengan pengaturan udara yang baik dan segar, sangat ideal untuk dijadikan ruang masase. Ruang masase di sekolah-sekolah dapat disatukan dengan ruang untuk pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) atau ruang kesehatan lainnya. Untuk sekolah yang mengajarkan ilmu massage sebagai bagian dari isi kurikulumnya, perlu ruang khusus yang cukup besar dan sehat untuk dapat menampung jumlah siswa atau mahasiswa yang cukup banyak. Sedang di stadion olahraga, gedung olahraga (sporthall) serta kompleks pemusatan latihan olahraga (Training Centre) diperlukan ruang masase khusus yang dapat dipakai oleh banyak olahragawan. Ventilasi ruangan yang cukup baik, penerangan yang cukup terang sangat diperlukan, meskipun harus dijaga untuk tidak secara langsung mengenai tubuh-tubuh olahragawan atau pasien yang berpakaian sangat minimal.

Ruangan itu harus dilengkapi dengan :
§ Dipan atau bangku masase
Dipan atau bangku ini dapat dibuat dari kayu atau logam dengan bentuk sederhana. Dibuat sedemikian hingga dapat diatur atau disetel untuk tidur tertelungkup, tertelentang ataupun untuk posisi setengah duduk (berbaring tegak) dengan bermacam-macam variasi sudutnya. Tinggi dipan antara 70 – 90 centimeter, disesuaikan dengan tinggi masseur atau masseus-nya. Dipan yang terlalu rendah akan sangat melelahkan otot-otot pinggang dan punggung, karena masseur harus selalu membungkuk dan menunduk. Sebaliknya, dipan yang terlalu tinggi akan sangat melelahkan otot-otot lengan, tangan dan jari-jari, karena masseur tidak dapat mengunakan berat badannya untuk menambah tekanan masnipulasi gosokan, pijatan dan gerusan.Untuk pedoman secara umum maka tinggi dipan atau bangku yang ideal kira-kira setinggi pertengahan paha dalam posisi masseur berdiri tegak. Kemudian dipan diberi kasur yang tidak terlalu lunak dan ditutup dengan sprei yang bersih. Bantal sebagai alas kepala hanya digunakan pada masase untuk daerah tungkai dan tangan, dan selain posisi tersebut bantal harus disingkirkan.
§ Guling besar dan guling kecil
Guling adalah alat untuk tumpuan yang diletakkan di bawah tungkai pada daerah persendian lutut dan pergelangan kaki. Tujuannya adalah agar otot-otot yang akan di masase menjadi rileks, hingga mengurangi kemungkinan timbulnya rasa sakit atau cedera akibat tekanan manipulasi. Di samping itu posisi daerah yang sedang di masase menjadi stabil, tidak mudah bergoyang-goyang, hingga masase lebih gampang dilaksanakan. Guling besar digunakan pada waktu masase dalam posisi tertelentang, diletakkan di bawah sendi lutut, hingga seluruh otot tungkai dan otot perut menjadi sangat kendor. Guling kecil digunakan pada posisi telungkup diletakkan di bawah sendi pergelangan kaki, hingga otot seluruh tungkai atas dan tungkai bawah menjadi rileks (kendor).
§ Tempat cuci tangan (waskom), air bersih, sabun dan handuk besar / kecil
Seorang masseur yang baik pasti akan selalu menjaga kebersihannya. Tidak hanya kebersihan badan, pakaian, tetapi terutama adalah kebersihan tangan. Setiap kali sebelum dan sesudah masase dilakukan, tangan harus dicuci bersih dengan sabun dan kemudian dikeringkan. Handuk, disamping untuk mengeringkan tangan juga untuk menyeka keringat yang akan selalu mengucur, lebih-lebih di saat udara panas dan di dalam ruang tidak berpendingin. Jangan sampai terjadi keringat yang mengucur menetes di bagian badan pasien, yang dapat menimbulkan perasaan tidak enak pada pasien tersebut.


2.      Bahan Pelicin
Bahan pelicin atau pelancar dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan masase, mengurangi rasa sakit atau pedih yang timbul, terutama untuk menghadapi kulit pasien yang sangat kering atau berbulu tebal. Meskipun demikian, untuk beberapa macam manipulasi dapat dilakukan tanpa menggunakan bahan pelicin, seperti manipulasi petrissage, shaking dan vibration. Ada beberapa macam alat pelicin yang dapat digunakan, di antaranya adalah :
1)      Minyak dari tumbuh-tumbuhan (minyah nabati), misalnya minyak zaitun (olive   oil), minyak cengkeh dan sebagainya.
2)      Bedak untuk talk
3)       Hand body
Mana diantara bahan-bahan pelicin tersebut yang lebih baik, sukar untuk ditentukan karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Minyak mungkin menimbulkan kenyamanan yang lebih daripada bedak. Disamping itu untuk kulit yang berambut lebat atau kulit kering lebih tepat jika digunakan minyak, sebab akan lebih memperlancar gerakan tangan di atas kulit. Untuk pasien yang sangat peka (hypersensitive) penggunaan minyak juga lebih menguntungkan, sedangkan untuk pasien yang kelewat peka kadang-kadang masase tidak dapat dilaksanakan meskipum sudah digunakan minyak.
Diantara minyak nabati dan minyak mineral, mana yang lebih baik kiranya masih perlu untuk diteliti lebih lanjut. Beberapa pendapat menyatakan bahwa minyak nabati sebagai alat pelicin yang lebih disukai, sebab dianggap mengandung vitamin serta zat-zat yang berpengaruh baik terhadap kulit dan akar-akar rambut. Sedang minyak mineral menimbulkan rasa yang lebih panas, karena sifatnya yang menutupi pori-pori kulit, hingga menimbulkan ketidak nyamanan pada tubuh pasien. Keburukan dari minyak nabati maupun mineral, adalah sulitnya untuk dihilangkan sesudah massage selesai dilakukan, disamping harganya yang relatif mahal. Sedang bedak atau talk banyak dipilih karena lebih ekonomis (murah harganya), lebih praktis (gampang dibersihkan) serta lebih steril atau suci hama.Dalam segment massage, kadang-kadang tidak diperlukan pelicin sama sekali. Sebab dengan manipulasi stroking (mengurut) dan friction (menggerus), yang merupakan manipulasi pokok dalam segment massage, dengan mudah dapat membantu melicinkan gerakan manipulasi. Beberapa alat pelicin yang khusus diciptakan untuk massage seperti massgase-cream misalnya, memang memberikan hasil yang lebih baik, namun juga lebih mahal harganya. Sedang untuk cream-cream lain yang umumnya dicampur dengan bahan pemanas dalam penggunaannya harus ditambah atau dicampur dengan cream netral, untuk mengurangi panasnya.

4.      Hal lain yang perlu diperhatikan
a.  Tangan Masseur dan Masseuse
Sebagaimana telah disebutkan di depan, bahwa tangan merupakan alat yang paling utama untuk melakukan masase. Tapak tangan yang ideal adalah yang berotot tebal dan lembut, cukup besar dan lebar, hingga dapat memberikan sentuhan yang lunak dan hangat. Sebaiknya tapak tangan tidak berkeringat, sebab keringat yang mengucur dari bagian tangan yang lain maupun yang berasal dari tapak tangan sendiri akan sangat mengganggu. Bedak akan menjadi lengket dan kelembaban tapak tangan akan menimbulkan perasaan yang tidak nyaman di tubuh pasien. Tapak tangan yang banyak keringat karena bawaan dapat dikurangi dengan selalu menyediakan kain pengering atau handuk. Tangan harus bersih, kuku digunting pendek dan bersih serta rapi. Cincin, arloji tangan atau benda-benda lain yang biasa dipakai ditangan harus ditanggalkan. Terutama cincin dan kuku yang panjang dapat melukai tubuh pasien, lebih-lebih dalam penggunaan manipulasi effleurage, petrissage dan friction. Tangan masseur harus cukup kuat, supel dan tidak cepat lelah. Keterampilan dan daya tahan akan dapat didapat dengan banyak berlatih. Tangan kanan dan kiri harus berkemampuan seimbang. Tangan yang cukup terlatih akhirnya akan dapat membedakan bermacam-macam keadaan jaringan, yaitu jaringan yang cukup sehat, jaringan yang kenyal atau yang layuh, jaringan yang menebal, adanya kekakuan, serta jaringan yang sedang mengalami cedera maupun kelainan-kelainan yang lain.


b.      Kesehatan dan Kebersihan Badan
Pekerjaan masase adalah pekerjaan yang berat, terutama sport-massage, sebab banyak dibutuhkan kerja otot yang dibantu dengan penggunaan berat badan. Oleh karenanya badan masseur harus cukup sehat dan kuat. Disamping makan yang cukup bergizi dengan jumlah yang memadai, maka gerak-gerak relaksasi otot diantara pelaksanaan massage sangat dperlukan, untuk membantu memulihkan kembali tenaga yang dibutuhkan. Olahraga ringan yang dilakukan secara teratur dan kontinyu akan membantu masseur untuk meningkatkan kekuatan dan kesehatan badannya. Kebersihan badan harus selalu dijaga, tidak adanya bau yang tidak sedap yang muncul dari tubuh. Kebersihan yang diabaikan akan sangat mengganggu pasien, sehingga tujuan yang hendak dicapai oleh masase kadang-kadang menjadi berantakan karenanya. Kebersihan dari tubuh pasien pun tidak kurang pentingnya. Kulit dan pakaian pasien harus bersih, sebab kulit yang kotor justru akan merugikan pasien itu sendiri. Disamping menyebabkan tidak sempurnanya pelaksanaan masase, juga kemungkinan timbulnya luka yang dapat menyebabkan terjadinya suatu infeksi. Pakaian pasien yang kotor akan sangat merugikan orang lain, di dalam hal ini adalah masseur serta orang-orang yang berada di sekelilingnya.
*      Pakaian untuk praktek masase
Pada umumnya pakaian untuk praktek masase tidak terlalu mengikat, meskipun faktor kebersihan, ke-praktisan dan keindahan perlu diperhatikan. Pekerjaan masase adalah jenis pekerjaan di bidang kesehatan, maka para messeur sebaiknya mengunakan pula pakaian yang biasa digunakan oleh para pekerja kesehatan. Yaitu baju berlengan pendek dengan panjang hingga di atas lutut dibuat dari kain yang tipis dan berwarna putih, dengan celana panjang yang berwarna putih pula. Pakaian ini harus selalu bersih dan rapi. Sedangkan bagi para masseur di lingkungan olahraga umumya hanya menggunakan pakaian yang lebih sederhana, pakaian olahraga atau kaos putih dengan training-suit dan sebagainya. Untuk pakaian pasien harus seminim mungkin, mengingat bahwa sport-massage menuntut hampir terbukanya seluruh bagian tubuh pasien, terutama untuk pelaksanaan masase seluruh tubuh. Celana pendek atau celana renang untuk putera serta celana pendek dengan kaca atau pakaian renang untuk puteri adalah pakaian pasien yang tetap digunakan. Meskipun harus selalu diingat faktor-faktor yang dapat merugikan tubuh pasien seperti faktor angin, cuaca yang dingin serta keadaan lingkungan sekelilingnya.
*      Posisi pasien dan Masseur
Pasien dapat di masase dalam posisi tidur telungkup, telentang maupun posisi setengah tidur dan setengah duduk. Masseur menempatkan diri di tempat-tempat tertentu hingga dengan mudah dapat menjangkau tubuh pasien dalam sikap yang enak. Masseur dapat berada di sebelah kiri, kanan, dan di sebelah atas kepala pasien. Penentuan posisi masseur ini tergantung dari daerah mana yang hendak dimasase atau manipulasi apa yang akan digunakan. Yang penting harus diingat adalah bahwa gerak masseur harus tidak terganggu, dan dapat dengan leluasa pindah dari kiri ke kanan dan seterusnya. Dalam memberikan sport massage lengkap seluruh tubuh, posisi masseur terhadap pasien ini harus selalu dimulai dari tempat yang ajeg, supaya tertib dan teratur urutannya. Posisi itu adalah selalu dimulai dari sebelah kiri pasien pada posisi tertelungkup, hingga bagian kiri pasien selalu digarap terlebih dahulu, baru kemudian pindah ke bagian kanan. Sebagai contoh untuk masase daerah tungkai (tungkai atas, bawah dan tapak kaki), maka tungkai kiri diselesaikan terlebih dahulu dengan menggunakan seluruh manipulasi yang diperlukan, baru pindah ke tungkai kanan dan seterusnya. Pada posisi telentang, masseur selalu mulai menggarap bagian kanan tubuh pasien pada daerah tertentu sampai selesai, baru pindah ke bagian kiri begitu seterusnya. Masseur berdiri tegak dengan tubuh pasien terletak kira-kira setinggi pertengahan pahanya (tengah-tengah antara lutut dan pangkal paha). Dengan ketinggian ini masseur lebih leluasa dalam menggerakkan tangan serta menggunakan berat badannya untuk membantu memberikan tekanan pada manipulasinya. Posisi pasien yang terlalu rendah akan menyebabkan kelelahan yang sangat pada otot-otot pinggang dan punggung masseur, sedangkan posisi yang terlalu tinggi akan sangat melelahkan otot-otot tangan dan jari-jari masseur. Sebaliknya dipan massage diletakkan di tengah ruangan, tidak melekat ke dinding hingga masase dapat lebih lancar dijalankan. Beberapa orang sanggup melakukan masase dengan pasien dalam posisi tidur di lantai. Sudah tentu masase dalam posisi ini akan sangat melelahkan masseur dan tidak akan memberi hasil yang memuaskan.
*      Arah gerakan masase
Sport massage menggunakan jantung sebagai pusatnya, sebab jantung adalah pusat dari peredaran darah. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran cairan limpe dan darah venosa ke jantung. Semua pembuluh darah vena menuju ke jantung, dan untuk vena-vena di bagian bawah jantung dibantu dengan klep-klep (valvula) yang akan mencegah darah turun kembali ke bawah. Oleh karena semua gerak sport massage dilakukan ke arah jantung, terutama untuk manipulasi effleurage. Penggunaan ganjal pada tungkai memungkinkan otot-otot tungkai bawah dan tungkai atas berada sejajar atau lebih tinggi dari jantung. Posisi ini akan mempermudah pengaliran darah venous menuju ke jantung. Ditambah dengan manipulasi masase, maka proses perjalanan darah ke jantung menjadi semakin lancar. Pada segmen masase untuk cedera, arah masase harus mengikuti jalur penempelan otot yaitu origo dan insersio pelekatan otot, pergeseran sendi dan peredaran darah agar dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa nyeri akibat cedera tersebut         
*      Dosis dan Frekuensi Masase
Dosis atau takaran untuk masase sangat bervariasi, tergantung dari kebutuhan serta kondisi  pasien. Sport massage membutuhkan waktu kira-kira satu sampai dua jam. Segment massage, khususnya pada cedera anggota gerak tubuh memerlukan waktu lima belas sampai tiga puluh menit karena masase hanya diberikan pada bagian lokal tubuh yang mengalami cedera. Frekuensi dalam memberikan masase juga bervariasi. Untuk olahragawan yang berlatih secara teratur, sebaiknya diberi masase seluruh tubuh satu atau dua kali seminggu, sedangkan masase untuk bagian-bagian tubuh dapat diberikan setiap kali dibutuhkan. Beberapa pendapat menyebutkan jangka waktu dua hari sekali, bahkan ada yang menganjurkan untuk setiap hari diberi masase. Sudah pasti hal itu harus dilihat pula bagaimana pengaruh masase itu terhadap tubuh, terutama pengaruh terhadap prestasinya. Pada segmen masase untuk cedera akibat aktivitas olahraga atau aktivitas sehari-hari, masase perlu diberikan dua sampai tiga kali dan dibantu dengan terapi latihan untuk mempercepat pemulihan anggota tubuh yang mengalami cedera.

5.  Indikasi dan Kontra Indikasi Masase
Masase dapat diberikan dengan indikasi sebagai berikut:
a)      Kelelahan sehabis berolahraga atau bekerja
b)      Gangguan tidur
c)      Cedera atau radang khronis
d)     Rehabilitasi setelah sembuh dari sakit atau cedera
            Disamping indikasi, perlu diperhatikan adanya kontraindikasi untuk masase antara lain:
a.       Demam
b.      Cedera atau radang akut
c.       Varices
d.      Peradangan pada vena
e.       Sumbatan vena dalam oleh jendalan darah





6.      Kode Etik dan Prinsip Tindakan Profesional bagi Ahli Terapi Masase
Kode Etik bagi ahli Terapi Masase di Indonesia belum disusun karena keberadaan Asosiasi Ahli Terapi Masase di Indonesia belum mantap. Mengacu dari Dewan Sertifikasi Nasional Bagi Masase Terapi dan Olah Tubuh dari Amerika Serikat, dapat diwacanakan kode etik dan tindakan profesional bagi Ahli Terapi Masase sebagai berikut:
a.      Kode Etik
            Kode etik dari Dewan Sertifikasi Nasional untuk Massage Terapi dan Olah Tubuh/National Certification Board for Therapeutic Massage and Bodywork (NCBTMB) dikeluarkan pada tahun 1995.            Para praktisi yang bersertifikat nasional yang mengikuti kode etik ini akan memberikan performa kerja sebagai berikut :
1)      Memiliki komitmen yang sungguh-sungguh dalam mempersiapkan kualitas
perawatan yang paling prima bagi klien yang membutuhkan jasa profesional mereka.
2)      Memperlihatkan kualifikasi secara jujur, termasuk di dalamnya soal latar
belakang pendidikan dan keanggotaan profesi mereka dan hanya memberikan pelayanan sesuai dengan kualifikasi (kemampuan) mereka.
3)      Memberi informasi secara akurat kepada klien, praktisi kesehatan lainnya dan masyarakat yang terbatas pada lingkup ruang kerja mereka.
4)      Mampu mengakui adanya keterbatasan kemampuan mereka dan kontraindikasi dari terapi masase dan olah tubuh serta mampu memberi rujukan kepada profesional kesehatan lainnya bagi klien bilamana diperlukan.
5)      Melakukan tindakan hanya apabila yakin akan ada harapan yang memuaskan atau menguntungkan klien.
6)      Secara konsisten mampu menjaga dan meningkatkan pengetahuan dan kompetensi profesional, menunjukkan keunggulan profesional secara berkala melalui penilaian dan pengujian dan melalui pelatihan secara kontinyu agar diketahui kelebihan dan kekurangannya.
7)      Menjalankan bisnis dan aktivitas profesional secara jujur dan mempunyai integritas yang tinggi serta mampu menghargai nilai-nilai yang melekat pada setiap orang.
8)      Tidak membeda-bedakan klien atau profesi kesehatan lainnya.
9)      Menjaga kerahasiaan semua klien, kecuali atas dasar hukum yang kuat, perintah pengadilan atau apabila memang benar-benar diperlukan bagi kepentingan masyarakat luas.
10)  Menghormati hak-hak klien atau pengacaranya untuk mendapatkan segala informasi yang diperlukan dan secara sukarela memberikan izin untuk melakukan tindakan perawatan. Izin ini bisa diberikan secara lisan maupun tertulis.
11)  Menghormati hak-hak klien untuk menolak perawatan, menambahnya ataupun menghentikannya berdasarkan izin dan persetujuan yang telah diberikan sebelumnya.
12)  Menyediakan semua perlengkapan dan perawatan dengan baik agar keselamatan, kenyamanan dan privasi klien terjamin.
13)  Menggunakan hak untuk menolak memberikan perawatan kepada seseorang atau pada bagian tubuh tertentu dengan alasan yang masuk akal.
14)  Mampu menahan diri dalam segala situasi untuk melakukan atau terlibat dalam kegiatan secara seksual ataupun perilaku seksual yang melibatkan klien, walaupun ada indikasi bahwa klien hendak mengarah kepada hal tersebut.
15)  Menghindari segala ketertarikan, segala aktivitas atau pengaruh yang bertolak belakang dengan segala kewajiban dalam profesi terapi masase dan olah tubuh, dan harus bertindak profesional sesuai kepuasan klien.
16)  Menghormati batasan-batasan dengan klien dengan memperhatikan privasi, menjaga kerahasiaan, pengungkapan rahasia, memperhatikan ekspresi emosional, kepercayaan klien dan harapan klien terhadap keprofesionalan para praktisi terapi. Para praktisi terapi akan selalu menjaga dan menghargai otonomi kliennya.
17)  Mampu menolak setiap pemberian atau keuntungan lainnya yang dapat mempengaruhi segala keputusan, tindakan perawatan yang nyata-nyata hanya memberikan keuntungan pribadi dan bukan demi kebaikan pasien.
18)  Mengikuti semua kebijakan, prosedur, petunjuk/pedoman, peraturan, kode etik dan persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh Dewan Sertifikasi Nasional untuk Massage Terapi dan OlahTubuh.

b.      Prinsip-prinsip Tindakan Profesional bagi Para Ahli Terapi Massage
*      Prinsip 1
Para ahli terapi masase hendaknya membuat diri mereka bertindak sesuai dengan kode etik yang telah dikeluarkan oleh yang berwenang, ditempat dia melakukan praktik masase atau kode etik yang dikeluarkan oleh organisasi dimana mereka tergabung di dalamnya sebagai anggota.
*      Prinsip 2
Para ahli terapi masase harus secara terus menerus meningkatkan pengetahuan mereka tentang tubuh manusia dan tentang terapi masase baik secara akademis maupun dengan melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan profesinya serta saling tukar menukar atau berbagi informasi dengan sesama rekan seprofesi.
*      Prinsip 3
Ahli terapi masase harus dapat menempatkan diri sesuai dengan kedudukannya agar kesehatan, keselamatan, hak pribadi/privasi, dan kepercayaan pasien terlindungi serta harus memperlakukan kliennya dengan bermartabat dan terhormat.
*      Prinsip 4
Para ahli terapi masase harus menyediakan pelayanan kepada masyarakat tanpa memandang gender, ras, kebangsaan, leluhur, agama, kepercayaan, status pernikahan, aliran politik, ketidakmampuan, orientasi seksual dan status sosial dan ekonominya.
*      Prinsip 5
Para ahli terapi masase hanya menerapkan keahlian mereka yang benar-benar dikuasai dan mampu dilakukan, selama tidak melanggar bidang keahlian yang telah ditentukan oleh hukum yang dikeluarkan.
*      Prinsip 6
Para ahli terapi masase harus secara jujur menampilkan dan menerapkan keahlian mereka.


*      Prinsip 7
Para ahli terapi masase hendaknya mampu bertindak secara individu maupun secara kerja sama dengan ahli kesehatan lainnya dalam mengimplementasikan pelayanan profesional.
*      Prinsip 8
Para ahli terapi hendaknya tidak membuat diagnosa medis kecuali sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan pengetahuannya. Mereka hendaknya menginformasikan kepada kliennya atau ahli kesehatan lainnya tentang penemuan-penemuannya secara visual dan jelas, demikian juga dengan informasi-informasi yang sesuai untuk perawatan kliennya.
*      Prinsip 9
Para ahli terapi masase hendaknya melaporkan semua tindakan yang tidak etis dan aktifitas-aktifitas profesi yang illegal dari rekan seprofesinya kepada yang berwenang.
*      Prinsip 10
Para ahli terapi masase hendaknya memperagakan praktek-praktek kesehatan dan kebersihan secara optimal pada kliennya dengan mengikuti cara hidup yang sehat dan bersih.

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH

PENGANTAR
            Anatomi adalah ilmu yang mempelajari letak, bentuk dan susunan tubuh manusia, serta hubungan antar bagian yang ada di dalamnya. Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Dengan demikian anatomi dan fisiologi  yang akan dipelajari disini pada dasarnya untuk mengetahui letak, bentuk dan susunan organ tubuh manusia beserta cara kerjanya. Untuk memudahkan pemahaman, maka akan dipelajari organ tubuh manusia sejak dari luar sampai ke dalam.
            Seorang masseur perlu memahami anatomi tubuh karena pada dasarnya masseur akan memanipulasi tubuh dan mengembalikan fungsi organ tubuh yang terganggu. Lebih dari itu, dalam batas tertentu masseur juga akan mengembalikan letak persendian sesuai dengan letak anatomisnya, sehingga seluruh kisaran gerak sendi tidak terganggu. Secara anatomis dan fisiologis masase akan memperlancar peredaran darah sehingga pengiriman oksigen serta nutrisi ke jaringan akan lancar, dan demikian juga dengan pengambilan sisa metabolisme dari jairngan. Disamping itu, masase akan merelakskan otot, menghilangkan nyeri dan bengkak khronis, serta memposisikan sendi/tulang pada tempatnya. Manipulasi pada masase akan mengangkat kulit mati yang ada di permukaan tubuh sehingga kulit akan terlihat bersih dan sehat. Lebih dari itu masase merangsang pengeluaran endorphin  yang akan merelakskan dan menyamankan tunuh maupun pikiran setelah masase.

KULIT
            Permukaan dan rongga tubuh manusia ditutupi oleh kulit. Kulit yang menutup permukaan tubuh bagian luar dan dalam yang berhubungan dengan udara luar disebut epitel, sedangkan yang menutup rongga tubuh bagian dalam dan tak berhubungan langsung dengan udara luar (misal lubang pembuluh darah, dan kelenjar) disebut endotel. Fungsi kulit adalah melindungi permukaan tubuh terhadap berbagai gesekan, mikroorganisme,dan mencegah hilangnya cairan tubuh secara berlebihan. Fungsi perlindungan terutama dilakukan oleh keratin pada epidermis. Fungsi lain adalah sebagai pengatur suhu yang dilakukan oleh mekanisme berkeringat, dan sebagai indra peraba terhadap sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu.
scan0005
Gambar 1. Lapisan Kulit                                 (Sumber: Althaus, 1997)

Kulit mempunyai beberapa lapisan antara lain adalah epidermis, dermis, dan hypodermis. Kulit mempunyai berat 15% dari seluruh berat tubuh, luas 1,5-1,75 m2, tebal rata-rata 1-2 mm. Area yang tebal ada di telapak tangan dan kaki. Lapisan epidermis merupakan lapisan luar yang menyelimuti permukaan tubuh. Lapisan ini mengalami pergantian sel terus menerus. Pelepasan sel memerlukan waktu 14-28 hari dengan rincian 14 hari untuk proses pembelahan, dan 14 hari berikutnya untuk proses pelepasan sel. Pada lapisan ini tidak ada pembuluh darah, sehingga kiriman nutrisi sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan dermis. Serabut saraf juga tidak dijumpai dalam lapisan ini, namun ada sel langerhans yang dapat melawan mikroorganisme penyebab infeksi.
            Lapisan dermis mempunyai ketebalan empat kali lipat dari lapisan epidermis, dan tersusun dari jaringan penghubung serta penyokong. Lapisan ini terdiri atas lapisan papilari dan lapisan retikuler. Lapisan papilari merupakan lapisan tipis yang terdiri dari jaringan penghubung yang longgar dan menghubungkan epidermis dengan subkutis. Pada lapisan ini juga terdapat sejumlah elastin dan kolagen. Lapisan retikuler merupakan lapisan tebal yang terdiri atas jaringan penghubung padat dengan susunan yang tidak merata. Serat elastin dan kolagen sangat tebal dan saling berangkai menyerupai jarring-jaring. Serat inilah yang membuat kulit menjadi kuat, utuh, kenyal, dan meregang dengan baik. Pada lapisan ini terkandung banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit, yaitu:
  1. Kelenjar lemak (kelenjar sebasea) yang menghasilkan lemak untuk melumasi permukaan kulit. Dikeluarkan melalui folikel rambut, dan pada orang dengan jenis kulit berminyak, kelenjar lemak lebih aktif memproduksi minyak/lemak. Bila lapisan kulit tertutup oleh kotoran, debu, atau kosmetik akan menyebabkan sumbatan kelenjar, sehingga terjadi pembengkakan.
  2. Kelenjar keringat bertugas mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat dengan mengeluarkan keringat dan membuang sisa metabolism tubuh terutama garam dan urea. Keringat dikeluarkan melalui 2-3 juta pori-pori yang ada di permukaan tubuh.
  3. Pembuluh darah yang cukup padat pada lapisan dermis ini akan memberi nutrisi dan oksigen untuk kulit. Disamping itu pembuluh darah juga bertugas untuk mengatur suhu tubuh melalui pelebaran pembuluh darah.
  4. Serat elastin dan kolagen yang bertugas untuk mengikat semua bagian kulit menjadi satu. Serat ini dibuat dari protein yang dihasilkan oleh sel fibroblast. Serat elastin dan kolagen bersama-sama menentukan derajat kelenturan kulit.
  5. Folikel rambut merupakan pangkal tumbuhnya rambut dan berkontraksi pada saat dingin.
  6. Saraf nyeri dan reseptor sentuh, yang akan merasakan nyeri atau sakit apabila ada sesuatu yang mencederai kulit, dan juga dapat merasakan panas, dingin, raba benda, dan lain-lain.
Lapisan subkutis atau bawah kulit yang tersusun dari sel kolagen dan lemak yang  tebal memungkinkan kulit untuk menyekat panas sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan temperatur luar. Disamping itu lapisan subkutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit. Pada lapisan subkutis yang cukup tebal, efek masase lebih sulit untuk menjangkau sampai ke otot, sehingga diperlukan penekanan yang cukup kuat. Penggunaan berat/beban tubuh untuk membantu penekanan akan menghemat tenaga masseur.   

SISTEM PEROTOTAN
            Gerakan tubuh disebabkan oleh kontraksi otot yang melalui sebuah sendi. Otot terdiri dari gabungan serat-serat otot. Ujung kepala otot disebut: ORIGO dan ujung lain disebut: INSERSIO, bagian yang melekat pada tulang. Perlekatan dapat sempit pada satu atau beberapa tulang atau justru melebar. Pada kontraksi otot, tulang tempat insersi akan bergerak ke arah origo, makin dekat letak insersi terhadap sendi makin besar gerakan yang terjadi.
Berbagai gerakan pokok otot dan jenis otot
1.      Fleksi            : sudut antara 2 tulang mengecil. Ototnya disebut: otot Fleksor.
                             Contoh: otot Bisep untuk siku dan otot Hamstring untuk lutut  
2.      Ekstensi         : sudut antara 2 tulang membesar. Ototnya disebut otot
Ekstensor. Contoh: otot Trisep untuk siku otot Quadrisep untuk lutut                        
3.      Aduksi          : gerakan mendekati garis tengah tubuh. Ototnya disebut
Aduktor. Contoh: otot-otot Aduktor paha
4.      Abduksi        : gerakan menjauhi garis tengah tubuh. Ototnya disebut
Abduktor. Contoh: otot Deltoid pada bahu.
5.      Rotasi            : gerakan memutar pada sumbu memanjang. Contoh: kepala
radius berputar terhadap ulna. Pada tangan terjadi gerakan Pronasi dan Supinasi.
6.      Sirkumduksi: gerakan memutar pada sendi bahu dan sendi panggul.
Merupakan gerakan terkoordinasi berurutan berupa fleksi,  abduksi, ekstensi dan aduksi.
Scan0009

Gambar 2. Berbagai gerakan pada anggota gerak tubuh atas

Scan0010

Gambar 3. Gerakan-gerakan pada tubuh dan anggota gerak tubuh bawah

Scan0005
Gambar 4. Otot tubuh manusia tampak dari depan

Scan0006

Gambar 5. Otot tubuh manusia tampak dari belakang



Fisiologi Otot
            Fungsi dari otot adalah berkontraksi agar dapat menggerakkan tubuh dan bagian-bagiannya. Untuk mengetahui kerja otot, perlu diketahui struktur dasar otot. Otot mengandung protein kontraktil, sehingga apabila ada rangsangan, otot akan berkontraksi. Jaringan otot mempunyai sifat dapat mengubah tenaga kimia menjadi tenaga mekanik disertai pelepasan panas.
Ada 3 macam otot yaitu:
1)      Otot rangka
2)      Otot jantung
3)      Otot polos
Otot Rangka 
            Setiap berkas otot mengandung sejumlah besar serat otot, diameter 10-80 µ, letaknya sejajar memanjang. Tiap serat otot merupakan satu sel otot, dibungkus oleh membrane sel yang disebut: Sarkolemma, mengandung inti berbentuk silinder dan terletak asimetris. Dipersarafi oleh ujung saraf yang terletak di tengah serat otot. Antara satu sel dengan sel otot lain berhubungan, baik strukturnya maupun fungsinya.
Di dalam sitoplasma (sarkoplasma) terdapat banyak mitokondria dan granula-granula glikogen yang merupakan cadangan energi sel. Terdapat pula mioglobin yaitu protein berwarna merah yang mengandung zat besi dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan oksigen. Di dalam sarkoplasma terdapat pula sejumlah besar ion K, Mg, PO4 dan enzim-enzim. Di dalam satu serat otot terdapat beratus-ratus myofibril dan di dalam setiap miofibril  terdapat sejumlah miofilamen. Filamen adalah elemen kontrkatil yang berperan pada mekanisme kontraksi otot yang merupakan kumpulan protein, terdiri dari filamen tebal (miosin) dan filamen tipis (aktin, troponin dan tropomiosin).
Scan0013
Gambar 6. Struktur otot rangka manusia


Jenis-jenis kontraksi otot
      Pada kontraksi otot, pergeseran filament elemen kontraktil menyebabkan panjang otot berkurang. Disamping itu di dalam otot terdapat juga unsur-unsur yang bersifat elastis dan kenyal, yang memungkinkan otot berkontraksi tanpa disertai perubahan panjang otot. Pada keadaan ini terjadi peningkatan tegangan otot disertai pengeluaran panas. Berdasarkan hal ini, terdapat 2 jenis kontraksi otot, yaitu:
1.      Kontraksi Isotonik
Proses kontraksi otot yang menyebabkan pemendekan panjang otot disebut kontraksi isotonik. Pada keadaan ini tegangan/tonus otot tidak berubah. Terjadi pemendekan dari semua sarkomer. Contoh: kontraksi ini adalah pada waktu mengangkat beban yang ringan, saat berjalan atau menendang

2.      Kontraksi Isometris
Pada jenis kontraksi ini, tidak terjadi pemendekan otot (bahkan sebaliknya, mungkin terjadi sedikit pemanjangan), tetapi terjadi peningkatan tegangan dalam otot. Contoh: usaha mengangkat beban berat sekali atau pada waktu berdiri dengan sikap tegak (menahan berat badan terhadap tarikan gaya berat bumi).

Jenis Serat Otot
            Ada 2 jenis serat otot yaitu:
1.      Slow twitch
adalah serat merah, karena mengandung banyak mioglobin dan terutama ditemukan pada atlet endurans. Mengandung banyak kapiler, lemak, dan enzim.
2.      Fast twitch
adalah serat putih, berfungsi secara anerobik, memiliki sedikit mioglobin, lemak, enzim dan kapiler.
Proporsi ke-2 jenis serat ini, bervariasi pada setiap orang.

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot
  1. Suhu
  2. Panjang Awal
  3. Jenis Pembebanan
  4. Cara Perangsangan
  5. Jenis Kontraksi

Seringkali otot menjadi kaku setelah olahraga berat sebab ada jaringan sikatrik atau pemendekan otot secara refleks. Salah satu keuntungan melakukan masase adalah efektif memulihkan kekakuan otot dan mengembalikan otot pada panjang otot istirahat yang optimal. Juga membuat otot lebih lentur, dan meningkatkan aliran darah. Kekakuan otot biasanya tidak terjadi pada seluruh berkas otot tetapi hanya pada bagian tertentu dari bagian otot terbesar, atau pada hubungan antara otot dan tendon (jaringan penghubung otot).
Peregangan umumnya dapat memanjangkan otot secara keseluruhan, tetapi sulit untuk meregangkan area tertentu di otot. Dalam hal ini masase dapat dilakukan secara langsung pada area yang akan di masase dan lebih baik bila dapat di  kombinasikan dengan tehnik peregangan yang tepat untuk mencapai kelenturan otot optimal.

SISTEM SIRKULASI
            Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung terletak di dada sebelah kiri. Di depan dilindungi oleh tulang dada dan di sebelah belakang dilindungi oleh tulang belakang. Jantung terdiri dari 4 rongga, yang berfungsi untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Sisi kiri jantung memompakan darah yang kaya oksigen dan makanan ke organ-organ tubuh dan otot, sedangkan  sisi kanan jantung memompakan darah yang tidak mengandung oksigen ke paru-paru. Dari sisi kiri jantung darah akan memasuki aorta (pembuluh darah besar), lalu bercabang-cabang ke seluruh tubuh. Setelah terjadi pertukaran oksigen dan nutrisi, darah yang mengandung sisa makanan akan dihantarkan ke sisi jantung kanan. Fungsi sistem sirkulasi sangat penting yaitu mengangkut bahan makanan (nutrient), oksigen dan karbondioksida serta sisa makanan dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Sisa makanan dan substansi yang berbahaya akan dikeluarkan melalui ginjal. Fungsi lain dari darah adalah mengatur pH darah dan suhu tubuh. Keuntungan melakukan masase dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi adalah kemampuan untuk meningkatkan pengembalian darah vena ke jantung dan meningkatkan aliran darah otot, yang ke duanya dapat memberi efek signifikan pada pemulihan dan regenerasi jaringan otot setelah latihan/olahraga.

scan0007
Gambar 7.   Sistem Sirkulasi Tubuh ( Sumber: Althaus, 1997)



SISTEM LIMFATIK
            Jaringan tubuh dikelilingi oleh cairan yang disebut cairan intersisial, yang berfungsi sebagai medium untuk pertukaran bahan nutrisi dan sisa makanan antara sistem sirkulasi dan jaringan tubuh. Cairan intersisial berasal dari kapiler yang sebenarnya  adalah plasma yang merupakan  55-60 % bagian dari darah. Selama pertukaran bahan-bahan tadi, cairan intersisial masuk ke dalam pembuluh limfatik. Sistem limfatik mirip dengan sistem sirkulasi (vena), juga bercabang-cabang di seluruh tubuh. Di sepanjang pembuluh limfatik terdapat nodus-nodus atau kelenjar, misalnya di daerah leher, ketiak, dada, perut dan selangkang.  Kelenjar ini mengandung limfosit yang memproduksi antibodi untuk sistem pertahanan tubuh. Secara konstan terdapat sirkulasi cairan limfe dari kapiler ke ruang antar sel, kembali  ke sistem limfe lalu ke pembuluh darah. Cedera pada otot akan menyebabkan cairan dalam sel dan beberapa komponen sel mengalir ke ruang antar sel. Kerusakan kapiler akan membuat cairan dan darah lebih banyak di ruang antar sel. Akibat meningkatnya jumlah cairan intersisial akan menyebabkan terjadinya pembengkakan jaringan yang disebut: Edema. Secara normal pembuluh limfe akan mengalirkan kembali cairan intersisial yang berlebihan ke sistem sirkulasi darah.
Dalam hal ini masase tidak dapat digunakan untuk membantu pengembalian darah yang tertimbun di cairan intersisial pada edema ke sistem sirkulasi darah untuk menghilangkan pembengkakan. Bahkan dianjurkan untuk tidak melakukan masase pada jaringan tubuh yang mengalami pembengkakan atau edema.
scan00010
Gambar 8.  Sistem Limfatik (Sumber: Althaus, 1997)

SISTEM SARAF
            Sistem saraf terdiri dari 2 bagian, yaitu: sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis, yang menginterpretasi informasi dari luar tubuh. Sistem saraf tepi, terdapat di seluruh tubuh yang menghubungkan reseptor dengan sistem saraf pusat. Saraf eferen membawa informasi dari dari otak atau medulla spinalis ke seluruh tubuh, yang terbagi atas 2 bagian, yaitu: saraf volunter yang bertanggung jawab mengatur otot dan saraf involunter (otonomik). Saraf involunter atau sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Jadi sistem saraf tepi mengumpulkan dan menyampaikan sinyal ke susunan saraf pusat dan tubuh akan memberikan reaksi terhadap sinyal tersebut. Bila sinyal dihantarkan ke otot akan merangsang terjadinya kontraksi otot, dan pada akhirnya akan menimbulkan gerakan.
Hanya sedikit penelitian yang ada mengenai kaitan sistem saraf dengan masase, tetapi umumnya masase yang ringan dan sedang akan merangsang saraf sedangkan tekanan yang kuat akan menekan/mematikan rangsang. Untuk itu hanya tekanan yang ringan dan singkat yang dianjurkan setelah aktivitas berat, untuk merangsang otot agar kembali siap lalu setelah itu masase yang lebih dalam dan ritmik dilakukan untuk merelaksasikan otot. 
scan0008
Gambar 9. Sistem Saraf Tubuh (Sumber: Althaus, 1997)

SISTEM KERANGKA DAN SENDI
Tulang kerangka berhubungan satu dengan yang lain melalui sendi. Ada 3 jenis sendi, yaitu:
1.      Sendi fibrosa
Jaringan yang menghubungkan antar tulang adalah jaringan ikat. Pada sendi ini tak ada gerakan.
Contoh: - pada tulang kranium disebut sendi sutural
   
2.      Sendi tulang rawan (kartilaginosa) 
Jaringan yang menghubungkan antar tulang adalah tulang rawan, gerakan agak terbatas.
Contoh: - lempeng intervertebral
              - antara kostae dan sternum

3.      Sendi sinovial
Hubungan antar tulang disini lebih rumit. Sendi ini adalah sendi yang terbanyak ditemukan di tubuh yang memungkinkan pelbagai gerakan yang kompleks, meskipun dapat pula kaku jika perlu untuk menopang beban tertentu.
scan0009Gambar 10.  Kerangka tubuh manusia (depan) (Sumber: Althaus, 1997)
Scan0004
Gambar 11. Kerangka tubuh manusia dari belakang (dari belakang)
Scan0007
Gambar 12.  A.Bagian-bagian sendi. B. sendi siku. C. Sendi lutut. D. Sendi
bahu. E. sendi gliding. F. sendi kaki



Macam-macam sendi sinovial
1)  Sendi datar
    disebut pula Gliding Joint, permukaan artikularnya rata.
    contoh: interkarpal dan intertarsal, di antara prosesus artikular vertebra.
2)      Sendi engsel
    disebut pula Hinge Joints, merupakan sendi dengan satu aksis.
    contoh: sendi siku dan lutut.
3)      Sendi putar
    disebut pula Pivot Joints, gerakan mengitari ujung tulang lain.
    contoh: di antara bagian proksimal radius dan ulna.
4)      Sendi buku jari
    disebut pula Condyloid Joints, ke dua permukaan artikular berbentuk oval.
    Contoh: radiokarpal pada pergelangan tangan
                  Metakarpopalangeal
5)      Sendi pelana
    disebut pula Saddle Joints, salah satu tulangnya berbentuk pelana.
    Contoh: sendi ibu jari kaki antara metatarsal dan falang.
6)      Sendi peluru
 disebut pula Ball & Socket Joints. Ujung tulang yang satu bulat dan lainnya cekung, 
 menyebabkan gerakan melingkar.
 Contoh: sendi bahu dan panggul.


PATOFISIOLOGI CEDERA OLAHRAGA

Ada dua jenis cedera yang sering dialami oleh atlet, yaitu trauma akut dan Overuse Syndrome (Sindrom Pemakaian Berlebih). Trauma akut adalah suatu cedera berat yang terjadi secara mendadak, seperti robekan ligament, otot, tendo, atau terkilir, atau bahkan patah tulang. Cedera akut biasanya memerlukan pertolongan profesional.  Sindrom pemakaian berlebih sering dialami oleh atlet, bermula dari adanya suatu kekuatan yang sedikit berlebihan, namun berlangsung berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Sindrom ini kadang memberi respon yang baik dengan pengobatan sendiri.
Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh dengan tanda radang yang terdiri atas rubor (merah), tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri), dan functiolaesa (penurunan fungsi). Pembuluh darah di lokasi cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan. Pelebaran pembuluh darah ini lah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih merah (rubor).  Cairan darah yang banyak dikirim di lokasi cedera akan merembes keluar dari kapiler menuju ruang antar sel, dan menyebabkan bengkak (tumor). Dengan dukungan banyak nutrisi dan oksigen, metabolisme di lokasi cedera akan meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas. Kondisi inilah yang menyebabkan lokasi cedera akan lebih panas (kalor) dibanding dengan lokasi lain. Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera dan menimbulkan nyeri (dolor). Rasa nyeri juga dipicu oleh tertekannya ujung saraf karena pembengkakan yang terjadi di lokasi cedera. Baik rubor, tumor, kalor, maupun dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di lokasi cedera yang dikenal dengan istilah functiolaesa. Mengacu pada tanda-tanda radang ini lah maka pada cedera akut, penanganan yang disarankan adalah Rest, Ice, Compression, and Elevation (RICE)
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan sebagai cedera ringan apabila robekan yang terjadi hanya dapat dilihat dibawah mikroskop, dengan keluhan minimal, dan tidak mengganggu penampilan secara berarti. Contoh yang dapat dilihat adalah memar, lecet, dan sprain ringan. Cedera sedang ditandai dengan kerusakan jaringan yang nyata, nyeri, bengkak, kemerahan, panas, dan ada gangguan fungsi. Tanda radang seperti tumor, rubor, kalor, dolor, dan functiolaesa terlihat nyata secara keseluruhan atau sebagian. Contoh dari cedera ini adalah robeknya otot, tendo, serta ligament secara parsial. Pada cedera berat terjadi robekan total atau  hampir total, dan bias juga terjadi patah tulang. Cedera ini membutuhkan istirahat total, pengobatan intensif, atau bahkan operasi.
Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah sprain yaitu cedera pada sendi yang mengakibatkan robekan pada ligament. Sprain terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan dan mendadak pada sendi, atau karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang. Sprain ringan biasanya disertai hematom dengan sebagian serabut ligament putus, sedangkan pada sprain sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan bengkak. Pada sprain berat, seluruh serabut ligamen putus sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasa dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan, dan adanya darah dalam sendi.
Dislokasi sendi juga sering terjadi pada olahragawan yaitu terpelesetnya bonggol sendi dari tempatnya. Apabila sebuah sendi pernah mengalami dislokasi, maka ligament pada sendi tersebut akan kendor, sehingga sendi tersebut mudah mengalami dislokasi kembali (dislokasi habitualis). Penanganan yang dapat dilakukan pada saat terjadi dislokasi adalah segera menarik persendian tersebut dengan sumbu memanjang.
Cedera olahraga berat yang sering terjadi pada olahragawan adalah patah tulang yang dapat dibagi menjadi patah tulang terbuka dan tertutup. Patah tulang terbuka terjadi apabila pecahan tulang melukai kulit, sehingga tulang terlihat keluar, sedangkan pada patah tulang tertutup, pecahan tulang tidak menembus permukaan kulit. Pada kasus patah tulang, olahragawan harus berhenti dari pertandingan, dan secepat mungkin harus dibawa ke professional karena harus direposisi secepatnya. Reposisi yang dilakukan sebelum limabelas menit akan member hasilmemuaskan karena pada saat itu belum terjadi nyeri pada tulang (neural shock). Setelah reposisi bisa dipasang spalk untuk mempertahankan posisi dan sekaligus menghentikan perdarahan.
Penyebab terjadinya cedera olahraga dapat berasal dari luar seperti misalnya kontak keras dengan lawan pada olahraga body contact, karena benturan dengan alat-alat olahraga seperti misalnya stick hockey, bola , raket, dan lain-lain. Dapat pula disebabkan oleh keadaan lapangan yang tidak rata yang meningkatkan potensi olahragawan untuk jatuh, terkilir, atau bahkan patah tulang. Penyebab dari dalam biasanya terjadi karena koordinasi otot dan sendi yang kurang sempurna, ukuran tungkai yang tidak sama panjang, ketidak seimbangan otot antagonis.

MASASE TERAPI/REHABILITASI CEDERA
ANGGOTA GERAK ATAS

            Teknik masase (manipulasi masase) pada rehabilitasi cedera yang digunakan untuk masase terapi adalah gerusan (friction) dan gosokan (effleurage) menggunakan ibu jari. Selanjutnya dilakukan penarikan (traksi) untuk mengembalikan sendi pada posisinya (reposisi).
Manfaat dari masing-masing teknik masase antara lain:
1.      Gerusan (friction) tujuannya yaitu menghancurkan myogelosis atau timbunan dari sisa-sisa pembakaran yang terdapat pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut otot
2.      Gosokan (effleurage) caranya adalah dengan menggunakan ibu jari untuk mengosok daerah tubuh yang mengalami kekakuan otot. Tujuannya adalah untuk memperlancar peredaran darah.
3.      Tarikan (traksi) caranya adalah dengan menarik bagian anggota gerak tubuh yang mengalami cedera khususnya pada sendi ke posisi semula.
4.      Mengembalikan sendi pada posisinya (reposisi) caranya adalah waktu penarikan (traksi) pada bagian anggota gerak tubuh yang mengalami cedera khususnya pada bagian sendi, dilakukan pemutaran atau penekanan agar sendi kembali pada posisi semula.
  
1.      Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera Leher
Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cedera sendi leher (vertebrae cervikalis) yaitu menggunakan teknik yang menggabungkan teknik gerusan (friction) dengan teknik gosokan (effleurage) dengan ibu jari untuk merilekskan atau menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan pengembalian (reposisi) sendi-sendi yang berada di leher (vertebrae cervicalis) pada tempatnya.




a.      Posisi Duduk dengan Kepala Tegak
1
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot trapezius medialis ke arah vertebrae cervicalis (ke arah atas)


1
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae atau otot trapezius superior ke arah atas
        


b.      Posisi Duduk dengan Kepala Menoleh ke Kiri dan ke Kanan
4
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah atas







c.       Posisi Duduk dengan Kepala Dimiringkan ke Kiri dan ke Kanan
2
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah atas


d.      Posisi Duduk dengan Kepala Menunduk
6

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah atas


e.       Posisi Traksi dan Reposisi pada Sendi Leher
7                            
Lakukan penarikan (traksi) kepala ke arah atas dan mengarahkan pasien supaya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mempermudah memposisikan sendi leher atau tulang vetebrae cervikalis kembali pada tempatnya



                                                      

2.      Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera Bahu
Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cedera sendi bahu yaitu menggunakan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dengan teknik gosokan (effleurage) yang menggunakan ibu jari untuk merilekkan atau menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan pengembalian (reposisi) sendi bahu.

a.      Posisi Duduk dengan Lengan Pronation
1
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada sepanjang otot lengan bawah (otot extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis, extensor digitorum)

1
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot triceps/sepanjang otot lengan atas (otot brachialis, brachioradialis, triceps brachialis)


1                                                    

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), kearah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus


1
                                               

b.      Posisi Duduk dengan Lengan Supination
tangan
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada sepanjang otot lengan bawah (otot flexor carpi ulnaris, palmaris longus, flexor carpi radialis, brachioradialis)
tangan                         

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage),  ke arah atas pada otot biseps/ lengan atas.


tangan
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), ke arah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus
                              


1
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot pectocalis mayor ke arah dalam menuju tulang sternum (tulang tengah dada)

                                                                                                          
c.       Posisi Duduk pada Badan bagian Belakang
10
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot trapezius (pundak)
kearah vertebrae cervicalis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar