PENDAHULUAN
Pengetahuan
tentang masase, khususnya masase
terapi, penting sekali bagi mereka yang bergerak dibidang keolahragaan
dan kesehatan, termasuk para pelatih di klub
olahraga dan pusat latihan olahraga. Masase terapi penting bagi olahragawan
asuhannya di dalam usaha meningkatkan dan mempertahankan kondisi fisik serta prestasinya.
Di bidang kesehatan, masase memberikan bantuan bagi usaha penyembuhan beberapa
macam cedera, penyakit kronis, serta gangguan fungsional dan
kelainan-kelainan pada tubuh.
Masase adalah suatu seni gerak tangan yang
bertujuan untuk mendapatkan kebugaran, memulihkan cedera, menyembuhkan
penyakit, dan mendukung
prestasi olahraga atau kerja. Efek
mekanis dari gerak tangan ini akan
menimbulkan rasa tenang dan nyaman bagi penerimanya. Masase dapat diberikan
kepada semua orang, laki-laki, perempuan, tua, muda, dewasa maupun anak-anak,
bahkan juga pada binatang piaraan.
Keunikan masase terletak pada kemampuannya
sebagai alat untuk menjalin komunikasi tanpa kata antara pemberi dan
penerimanya. Dengan sentuhan tangan yang halus, lembut dan kadang kuat serta
mantap, seorang masseur
dapat menimbulkan rasa senang serta simpati
si penerima kepada masseurnya. Oleh karenanya, jika mendapat masase yang baik dan
benar, seseorang kadang dapat berada dalam situasi mental dan fisik yang senang, aman, dan damai. Rasa senang, rasa aman dan damai inilah
yang menyebabkan berhentinya tangisan anak atau bayi, berkurangnya keluh kesah
orang yang mengalami ketegangan jiwa, ataupun penderita yang mengalami cedera maupun
sakit.
1.
Sejarah Masase
Kata
massage berasal dari kata Arab “mash” yang berarti “menekan dengan lembut” atau kata Yunani “massien” yang berarti “memijat
atau melulut”. Selanjutnya massage disebut pula sebagai ilmu pijat
atau ilmu lulut. Dalam bahasa Indonesia, tulisan “massage”
di adaptasi menjadi
masase. Para pelaku massage biasa
disebut sebagai masseur untuk pria dan masseus untuk wanita
yang diambil dari bahasa Perancis.
Sejarah masase terungkap dengan
penemuan artefak oleh para arkheolog
yang menunjukkan penggunaan masase di sejumlah wilayah di dunia. Meskipun tidak
ada bukti pre-historis langsung yang menjelaskan penggunaan masase untuk
alasan-alasan medis, bukti tidak langsung sangat jelas menunjukkan kaitan masase
dengan medis. Lukisan-lukisan di gua Eropa (abad 15000 SM) misalnya,
menunjukkan apa yang bisa disebut sebagai kegunaan sentuhan terapi.
Pada kawasan timur, pemikiran/ perhatian terhadap sakit telah ditulis di
Cina selama ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek masase
telah ada semenjak 3000 SM. Namun, pada periode antara abad kedua sebelum
masehi (yakni 200-101 SM) dan abad pertama sebelum masehi (yakni 1-101 SM),
pengobatan di Cina telah mulai ada. Naskah-naskah yang ditemukan di Cina mulai
abad kedua sebelum masehi membahas masase sebagai salah satu metode perawatan untuk beraneka ragam penyakit. Meskipun demikian, akupungtur tidak termasuk didalamnya (meskipun akupungtur telah disebut dalam tulisan kedokteran Cina
sejak abad 90 sebelum masehi). Dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang
masase dan akupungtur, bangsa Cina mengembangkan suatu aliran atau gaya masase yang mereka sebut
dengan “anma” atau “anmo”. Bangsa cina telah mengembangkan seni masase dengan
sangat baik dan bangsa ini pula yang pertama kali melatih dan mempekerjakan
pemijat tuna netra. Di
Jepang, kita menemukan “amma” Cina,
yang disebut juga dengan “anma” yang berarti masase dalam bahasa Jepang. Shiatsu, yang secara harfiah berarti
tekanan jari dianggap sebagai komponen anma. Shiatsu merupakan modal utama
Jepang yang didasarkan pada konsep bangsa Asia bahwa tubuh memiliki satu
rangkaian titik energi, atau “tsubu”.
Ketika tekanan diberikan pada titik-titik ini dengan benar, sirkulasi meningkat
dan syaraf-syarat terstimulasi. Ada banyak titik-titik tsubo sepanjang badan, dan
tiap titik memiliki arah yang berbeda-beda. Para praktisi Shiatsu memijat tsubo
untuk menyeimbangkan pikiran dan tubuh. Seperti halnya Cina, bangsa Jepang
memperkerjakan juga pemijat tuna netra.
Selain di Cina dan Jepang, Negara-negara
Asia lainnya juga mempraktekkan masase. Di daratan India, praktek masase telah ada selama lebih dari 3000 tahun.
Pengetahuan tentang masase yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari Cina,
dan lambat laun pengetahuan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
tradisi Hindu, yang ditandai misalnya dengan memasukkan pengobatan masase didalam
kitab suci Ayur-Veda (1800 SM). Ayur-Veda (yang secara bahasa bermakna aturan
kehidupan) meliputi hal-hal seperti kelahiran kembali, penolakan pada kehidupan
materi dunia, keselamatan, jiwa, tujuan hidup, pemeliharaan kesehatan mental,
dan pencegahan serta tindakan terhadap penyakit. Untuk pengobatan, teks
Ayur-Veda yang paling penting adalah “samhitas”.
Karya selanjutnya, Manaw Dharma Shastra
(300 SM), juga menyebutkan masase terapi. Selain budaya Negara-negara timur
yang telah disebutkan tadi, Polinesia juga dicatat sebagai wilayah yang
mempraktekkan masase terapetik.
Masase
dipandang sebagai komponen dari system Ling secara keseluruhan dan biasanya
disebut sebagai masase Swedia. Ling (pencetus/penemu Swedish Massage) dan para
pengikutnya menggunakan suatu system stroke
yang panjang dan halus sehingga menimbulkan rasa relaks/ santai. Gerakan-gerakan aktif dan pasif dari sendi
akan meningkatkan relaksasi umum, meningkatkan sirkulasi, mengurangi tegangan
otot, dan meningkatkan tingkat gerakan. Bagi Ling, masase merupakan suatu
bentuk senam pasif, yang dilakukan pada bagian tubuh.
Tokoh lain yang berperan dalam sejarah
perkembangan masase adalah seorang dokter dari Belanda, Johann Mezger (1839-1909), yang lahir pada tahun yang sama dengan
tahun meninggalnya Ling. Mezger diberi penghargaan karena telah membuat masase
menjadi komponen fundamental dari rehabilitasi fisik. Beliau juga diberi
penghargaan karena berjasa mengenalkan istilah-istilah Perancis yang masih
digunakan sampai saat ini dalam profesi masase (seperti, effleurage, petrissage, tapotement). Bangsa Perancis menterjemahkan
beberapa buku masase Cina, dan hal ini mungkin menjadi sebab mengapa istilah Perancis
menjadi sangat umum dalam teks-teks masase. Berbeda dengan Pehr Ling, Mezger,
menjadi seorang dokter, jadi lebih mudah baginya untuk mempromosikan masase
dengan menggunakan dasar kedokteran dan ilmiah. Dalam hal ini, Mezger cukup
berhasil dalam menjadikan profesi kedokteran lebih bisa menerima masase sebagai
tindakan kedokteran terhadap sakit dan penyakit yang bisa dipercaya. Sejumlah
dokter Eropa mulai menggunakan terapi masase dan menerbitkan secara ilmiah
hasil-hasil modalitas yang positif. Selanjutnya, seni masase masuk dalam ilmu
kedokteran.
Sistem
Gerakan Swedia dikenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1856 oleh dua
bersaudara, George Henry Tailor dan Charles Fayette Tailor. Tailor
bersaudara tersebut telah belajar teknik-teknik itu di Eropa dan kembali ke
Amerika Serikat dan membuka praktek orthopedic dengan spesialisasi Gerakan Swedia.
Kedua dokter ini menerbitkan sejumlah karya penting mengenai sistem Ling, yang
digunakan sebagai teks book bidang masase di Amerika pada tahun 1860. Orang
Amerika yang juga mendukung sistem Gerakan Swedia lainnya adalah Douglas O. Graham. Dr. Graham bukan
hanya seorang praktisi dari sistem ini, tapi juga merupakan penulis beberapa
karya mengenai sejarah masase yang dikerjakannya dalam kurun waktu 1874 hingga
1925.
Praktisi
pendukung lainnya di Amerika Serikat adalah Hartvig Nissen, yang pada tahun 1883 membuka Institut Kesehatan
Swedia bagi Tindakan/Perawatan Penyakit Kronis melalui Gerakan Swedia dan Masase
(Washington D.C.). Nissen menampilkan suatu makalah berjudul “Gerakan Swedia
dan Masase” pada 1888, yang selanjutnya diterbitkan di bebeapa jurnal
kedokteran. Hasil dari publikasi ini adalah adanya sejumlah surat dari para
dokter yang ingin lebih mengetahui tentang sistem Ling, dan hal ini
mendorongnya untuk menerbitkan buku: Swedish
Movement and Massage Treatment pada tahun 1888. Penggabungan dua buku yakni
buku karya Nissen dan Graham yakni A
Treatise on Massage (Risalah Massage), Its
History, Mode Application and Effects (1902) (Sejarahnya, Model Aplikasi
dan Efeknya), sangat berjasa dalam meningkatkan minat profesi kedokteran
Amerika Serikat mengenai manfaat-manfaat masase.
Pada awal abad ke-20, profesi
kedokteran di negara-negara barat telah mulai menyadari apa yang telah lama
diajarkan oleh bangsa Cina melalui para masseur/masseusnya. Gosokan terapi memiliki
peran yang penting pada perawatan/tindakan pada sakit dan penyakit. Disamping
mempelajari seni masase, para ahli terapi masase juga perlu menguasai anatomi
dan fisiologi manusia.
Dengan kemajuan tehnologi dan
dunia kedokteran, masase sederhana menjadi kurang cukup sehingga the British Chartered Society of Massage and
Medical Gymnastics mengubah namanya menjadi Chartered Society of Psysiotherapy (Masyarakat/kelompok Fisioterapi
Resmi). Pada waktu yang hampir bersamaan, Asosiasi Masseur dan Masseus Amerika
terbentuk di Amerika Serikat berganti nama menjadi Asosiasi Terapi Masase
Amerika. Seiring dengan waktu, asosiasi ini hadir sebagai wakil ataupun wujud
masseur dan masseus professional yang lazim disebut sebagai ahli terapi masase.
Organisasi yang mempunyai cabang di hampir 50 negara bagian Amerika ini
memiliki hampir 25.000 anggota.
Perkembangan metoda baru pada masase di dunia selama lebih dari 60 tahun,
melebihi konsep-konsep asli masase Swedia, dan sebagian besar dikembangkan di
Amerika Serikat sejak 1960. Massage
Esalen (dikembangkan di Institut Esalen) di rancang untuk menciptakan suatu
keadaan relaksasi yang lebih dalam dan kesehatan secara umum. Jika dibandingkan
dengan system Swedia, Massage Esalen lebih lambat dan lebih berirama serta
menekankan pada pribadi secara keseluruhan (pikiran dan tubuh). Banyak ahli
terapi yang menggunakan suatu kombinasi teknik Swedia dan teknik Esalen.
Rolfing, dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf,
melibatkan suatu bentuk kerja jaringan dalam yang melepaskan/mengendurkan
adhesi atau pelekatan dalam jaringan fleksibel (fascia) yang mengelilingi
otot-otot. Secara umum, gaya ini meluruskan segmen-segmen tubuh utama melalui
manipulasi pada fascia. Deep Tissue
Massage menggunakan stroke / tekanan yang perlahan, tekanan langsung, dan
atau pergeseran. Seperti namanya, prosedur ini diaplikasikan dengan tekanan
yang lebih besar dan pada lapisan otot yang lebih dalam daripada masase Swedia.
Sport Massage adalah massage yang telah
diadaptasi untuk keperluan atlit dan terdiri dari dua kategori: pemeliharaan
(sebagai bagian dari aturan latihan) dan perlombaan (sebelum perlombaan ataupun
setelah perlombaan). Sports massage
juga digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera. Reflexology, juga dikenal sebagai terapi
zona, terapi ini didasarkan pada ide oriental bahwa stimulasi dari titik-titik
tertentu pada tubuh mempunyai efek pada bagian-bagian lain dari tubuh. Dengan
menggunakan tekanan jari dalam, ahli terapi masase mengobati area tertentu pada
kaki dan tangan untuk menormalkan fungsi-fungsi organ dalam tubuh.
Neuromuscular massage adalah suatu
bentuk masase dalam yang mengaplikasikan tekanan jari yang terkonsentrasi pada
otot-otot tertentu. Bentuk masase ini membantu memutuskan/memecahkan siklus
kejang urat dan sakit dan bentuk ini digunakan pada titik pemicu rasa sakit,
yang merupakan simpul ketegangan dari
otot yang menyebabkan raa sakit pada bagian-bagian tubuh yang lain. Trigger point massage dan myotherapy merupakan bagian dari masase neuromuskular.
Bindegewebs
massage, atau connective tissue massage, dikembangkan
oleh Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang terkait dengan permukaan
jaringan penghubung (fascia) yang terletak diantara kulit dan otot. Para
pengikut Bindegewebs massage percaya
bahwa massage pada jaringan /ikat akan mempengaruhi refleks vaskular dan
viseral yang berkaitan dengan sejumlah patologi dan ketidak-mampuan.
Masase telah lahir di bumi Indonesia sejak
zaman kerajaan Hindu. Salah satu bukti masase telah ada di bumi Indonesia ini,
tergambar pada relief-relief peninggalan agama hindu dan budha. Seperti halnya
di India, masase telah tertuang dalam kitab Ayur-Veda yang menceritakan
kehidupan penganut agama hindu dalam kehidupan di dunia ini. Cerita kehidupan
beragama, bermasyarakat dan kehidupan tolong menolong telah tertanam di bangsa
Indonesia lewat peninggalan sejarah-sejarah zaman dulu berupa candi-candi
peninggalan kerajaan-kerajaan yang sejalan dengan perkembangan agamanya. Salah
satu bukti yaitu candi Borobudur yang dibangun pada abad ke 8 yang menceritakan
kehidupan masyarakat mulai dari nuansa keagamaan, sosialisasi, perdagangan,
pengobatan, kehidupan rumah tangga, dan masalah hubungan biologis lainnya.
Metode masase lain yang berkembang dan
mulai diperkenalkan pada masyarakat Indonesia yaitu sejak masuknya
pedagang-pedagang asing seperti dari Cina, Eropa, India, Arab dan Belanda,
sekitar 500 tahun yang lalu. Di era moderen sekarang ini masase berkembang
lewat dunia pendidikan baik formal maupun non formal. Macam-macam masase yang
berkembang di Indonesia sekarang ini antara lain: masase Swedia, akupresur,
refleksi, shiatshu, tsubo, touch
masase, thai masase, japanese masase,
indian masase, thaiwan masase, sport masase, ayurveda masase dan lain-lain.
Perkembangan masase di dunia olahraga Indonesia berawal dari pendidikan yang
diberikan lewat perkuliahan disebuah perguruan tinggi keolahragaan yang
menjamin keilmiahan dan manfaat masase tersebut. Dengan demikian masase bisa
diterima di masyarakat dan sampai sekarang masase diminati oleh masyarakat
Indonesia.
2.
Macam dan Kegunaan Masase
Dalam
perkembangannya, masase dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah :
a.
Sport Massage
Yaitu masase
yang khusus digunakan atau diberikan kepada orang-orang yang sehat
badannya, terutama olahragawan. Tujuannya secara umum adalah :
1) Untuk melancarkan peredaran darah, terutama
dorongan terhadap darah
venosa menuju
ke jantung. Lancarnya peredaran darah ini selanjutnya akan mempercepat proses
pembuangan sisa-sisa pembakaran dan penyebaran sari makanan ke
jaringan-jaringan.
2) Merangsang persarafan, terutama saraf tepi
(perifer) untuk meningkatkan
kepekaannya
terhadap rangsang.
3) Meningkatkan ketegangan otot (tonus)
dan kekenyalan otot (elastisitas)
untukmempertinggi
daya kerjanya.
4) Membersihkan dan menghaluskan kulit.
5) Mengurangi atau menghilangkan ketegangan
saraf dan mengurangi rasa sakit, hingga dapat menidurkan pasien.
b. Segment Massage
Segmen
masase merupakan masase yang ditujukan untuk membantu
penyembuhan terhadap gangguan fisik, baik disebabkan oleh cedera maupun
penyakit. Kelainan-kelainan fisik
tersebut umpamanya : kekakuan persendian sesudah terjadinya radang sendi (arthritis),
kelayuan atau kelumpuhan otot karena berkurangnya fungsi saraf, distorsi atau
keseleo pada sendi, rasa nyeri pada tengkuk, sakit boyok atau “pegel” dan
sebagainya. Segment massage lebih
ditekankan pada pengaruhnya terhadap persarafan, terutama pusat saraf di
ruas-ruas tulang belakang beserta serabut-serabut sarafnya. Dinamakan segment massage karena dalam
pelaksanaannya massage ini dilakukan
terhadap bagian demi bagian atau segment-segment tubuh, yaitu segment atau bagian tubuh yang mendapat
persarafan dari serabut saraf yang berasal dari ruas-ruas tulang belakang (saraf
spinal). Serabut-serabut saraf spinal ini masing-masing bertugas mensarafi
daerah-daerah tubuh tertentu, mulai dari daerah leher kebawah sampai ke daerah
tapak kaki dan tapak tangan. Masase yang termasuk dalam kelompok ini misalnya shiatsu,
Tsubo, Frirage, Xigong, Needle Massage, Accupunctur, Oriental Massage, dan lain
sebagainya.
c. Cosmetic
Massage
Masase
yang khusus ditujukan untuk memelihara serta meningkatkan kecantikan dan
keindahan, baik kecantikan muka maupun keindahan tubuh beserta
bagian-bagiannya.
d. Macam Masase yang lain
Ada banyak
masase lain yang berfungsi sebagai perangsangan atau penyembuhan cedera ataupun
sakit, misalnya massage untuk merangsang jantung, erotic massage,
sensuele-massage, serta bentuk-bentuk masase yang lain.
Dengan
adanya bermacam-macam masase tersebut sudah barang tentu masing-masing akan menggunakan cara-cara
yang tidak selalu sama, baik mengenai teknik manipulasi, frekuensi dan lamanya
waktu masase, dosis dan kekuatan tekanan maupun daerah-daerah yang dipijat. Disamping itu masing-masing mempunyai
tujuan dan kegunaan yang berbeda pula.
3.
Sarana
dan Prasarana Masase
a.
Perlengkapan dan alat-alat yang digunakan
Untuk dapat
melakukan masase dengan lancar dan baik hasilnya, tidak cukup hanya pengetahuan
teori dan keterampilan praktek yang harus dipersiapkan, namun juga perlengkapan dan alat-alat yang digunakan. Perlengkapan serta alat-alat itu adalah :
1.
Ruang masase lengkap dengan peralatannya
Kamar yang
cukup luas dan bersih dengan pengaturan udara yang baik dan segar, sangat ideal
untuk dijadikan ruang masase. Ruang masase di
sekolah-sekolah dapat disatukan dengan ruang untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK) atau ruang kesehatan lainnya. Untuk sekolah yang mengajarkan
ilmu massage sebagai bagian dari isi kurikulumnya, perlu ruang khusus
yang cukup besar dan sehat untuk dapat menampung jumlah siswa atau mahasiswa yang
cukup banyak. Sedang di stadion olahraga, gedung olahraga (sporthall)
serta kompleks pemusatan latihan olahraga (Training Centre) diperlukan
ruang masase khusus yang dapat dipakai oleh banyak olahragawan.
Ventilasi ruangan yang cukup baik, penerangan yang cukup terang sangat diperlukan, meskipun harus dijaga untuk tidak secara
langsung mengenai tubuh-tubuh olahragawan atau pasien yang berpakaian sangat
minimal.
Ruangan itu
harus dilengkapi dengan :
§ Dipan atau bangku masase
Dipan atau bangku
ini dapat dibuat dari kayu atau logam dengan bentuk sederhana. Dibuat
sedemikian hingga dapat diatur atau disetel untuk tidur tertelungkup,
tertelentang ataupun untuk posisi setengah duduk (berbaring tegak) dengan
bermacam-macam variasi sudutnya. Tinggi dipan antara 70 – 90 centimeter,
disesuaikan dengan tinggi masseur atau masseus-nya. Dipan yang terlalu rendah
akan sangat melelahkan otot-otot pinggang dan punggung, karena masseur
harus selalu membungkuk dan menunduk. Sebaliknya, dipan yang terlalu tinggi akan sangat melelahkan
otot-otot lengan, tangan dan jari-jari, karena masseur tidak dapat
mengunakan berat badannya untuk menambah tekanan masnipulasi gosokan, pijatan
dan gerusan.Untuk pedoman secara umum maka tinggi
dipan atau bangku yang ideal kira-kira setinggi pertengahan paha dalam posisi masseur
berdiri tegak. Kemudian dipan diberi kasur yang tidak terlalu lunak dan ditutup
dengan sprei yang bersih. Bantal sebagai alas kepala hanya digunakan pada masase untuk daerah tungkai dan tangan, dan
selain posisi tersebut bantal harus disingkirkan.
§ Guling besar dan guling kecil
Guling adalah alat
untuk tumpuan yang diletakkan di bawah tungkai pada daerah persendian lutut dan
pergelangan kaki. Tujuannya adalah agar otot-otot yang akan di masase menjadi rileks, hingga mengurangi kemungkinan timbulnya rasa
sakit atau cedera akibat tekanan manipulasi. Di samping itu posisi daerah yang
sedang di masase menjadi stabil, tidak mudah bergoyang-goyang, hingga masase
lebih gampang dilaksanakan. Guling besar digunakan pada waktu masase dalam
posisi tertelentang, diletakkan di bawah sendi lutut, hingga seluruh otot
tungkai dan otot perut menjadi sangat kendor. Guling kecil digunakan pada
posisi telungkup diletakkan di bawah sendi pergelangan kaki, hingga otot
seluruh tungkai atas dan tungkai bawah menjadi rileks (kendor).
§ Tempat cuci tangan (waskom), air bersih, sabun dan handuk besar / kecil
Seorang masseur yang baik pasti akan selalu
menjaga kebersihannya. Tidak hanya kebersihan badan, pakaian, tetapi terutama
adalah kebersihan tangan. Setiap kali sebelum dan sesudah masase dilakukan, tangan harus dicuci bersih dengan sabun
dan kemudian dikeringkan. Handuk,
disamping untuk mengeringkan tangan juga untuk menyeka keringat yang akan
selalu mengucur, lebih-lebih di saat udara panas dan di dalam ruang tidak
berpendingin. Jangan sampai terjadi keringat yang mengucur menetes di bagian badan pasien, yang dapat menimbulkan
perasaan tidak enak pada pasien tersebut.
2.
Bahan Pelicin
Bahan pelicin atau
pelancar dimaksudkan untuk memudahkan dalam pelaksanaan masase, mengurangi rasa
sakit atau pedih yang timbul, terutama untuk menghadapi kulit pasien yang
sangat kering atau berbulu tebal. Meskipun demikian, untuk beberapa macam manipulasi dapat dilakukan
tanpa menggunakan bahan pelicin,
seperti manipulasi petrissage, shaking dan vibration. Ada beberapa macam alat pelicin
yang dapat digunakan, di antaranya adalah :
1)
Minyak dari
tumbuh-tumbuhan (minyah nabati), misalnya minyak zaitun (olive oil), minyak cengkeh
dan sebagainya.
2)
Bedak untuk
talk
3) Hand body
Mana diantara
bahan-bahan pelicin tersebut yang lebih baik, sukar untuk ditentukan karena masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Minyak mungkin menimbulkan kenyamanan yang lebih daripada bedak. Disamping
itu untuk kulit yang berambut lebat atau kulit kering lebih tepat jika
digunakan minyak, sebab akan
lebih memperlancar gerakan tangan di atas kulit. Untuk pasien yang sangat peka (hypersensitive)
penggunaan minyak juga lebih
menguntungkan, sedangkan untuk pasien yang kelewat peka kadang-kadang masase
tidak dapat dilaksanakan meskipum sudah digunakan minyak.
Diantara minyak
nabati dan minyak mineral,
mana yang lebih baik kiranya masih perlu untuk diteliti lebih lanjut. Beberapa
pendapat menyatakan bahwa minyak nabati sebagai alat pelicin yang lebih
disukai, sebab dianggap mengandung vitamin serta zat-zat yang berpengaruh baik
terhadap kulit dan akar-akar rambut. Sedang minyak mineral menimbulkan rasa
yang lebih panas, karena sifatnya yang menutupi pori-pori kulit, hingga
menimbulkan ketidak nyamanan pada tubuh pasien. Keburukan dari minyak nabati
maupun mineral, adalah sulitnya untuk dihilangkan sesudah massage selesai
dilakukan, disamping harganya
yang relatif mahal. Sedang bedak atau talk banyak dipilih karena lebih
ekonomis (murah harganya), lebih praktis (gampang dibersihkan) serta lebih
steril atau suci hama.Dalam segment massage, kadang-kadang tidak diperlukan pelicin
sama sekali. Sebab dengan manipulasi stroking (mengurut) dan friction
(menggerus), yang merupakan manipulasi pokok dalam segment massage,
dengan mudah dapat membantu melicinkan gerakan manipulasi.
Beberapa alat pelicin yang
khusus diciptakan untuk massage seperti massgase-cream
misalnya, memang memberikan hasil yang lebih baik, namun juga lebih mahal
harganya. Sedang untuk cream-cream lain yang umumnya dicampur dengan bahan
pemanas dalam penggunaannya harus ditambah atau dicampur dengan cream netral,
untuk mengurangi panasnya.
4.
Hal lain yang perlu diperhatikan
a.
Tangan Masseur dan Masseuse
Sebagaimana
telah disebutkan di depan, bahwa tangan merupakan alat yang paling utama untuk
melakukan masase. Tapak tangan yang ideal adalah yang berotot tebal
dan lembut, cukup besar dan lebar, hingga dapat memberikan sentuhan yang lunak
dan hangat. Sebaiknya tapak tangan tidak berkeringat, sebab keringat yang mengucur dari
bagian tangan yang lain maupun yang berasal dari tapak tangan sendiri akan
sangat mengganggu. Bedak akan menjadi lengket dan kelembaban tapak tangan akan
menimbulkan perasaan yang tidak nyaman di tubuh pasien. Tapak tangan yang banyak keringat karena
bawaan dapat dikurangi dengan selalu menyediakan kain pengering atau handuk.
Tangan harus bersih, kuku digunting pendek dan bersih serta rapi. Cincin,
arloji tangan atau benda-benda lain yang biasa dipakai ditangan harus
ditanggalkan. Terutama cincin dan kuku yang panjang dapat melukai tubuh pasien, lebih-lebih dalam
penggunaan manipulasi effleurage, petrissage dan friction. Tangan masseur
harus cukup kuat, supel dan tidak cepat lelah. Keterampilan dan daya tahan akan
dapat didapat dengan banyak berlatih. Tangan kanan dan kiri
harus berkemampuan seimbang. Tangan yang cukup terlatih akhirnya akan dapat
membedakan bermacam-macam keadaan jaringan, yaitu jaringan yang cukup sehat,
jaringan yang kenyal atau yang layuh, jaringan yang menebal,
adanya kekakuan, serta jaringan yang sedang mengalami cedera maupun
kelainan-kelainan yang lain.
b.
Kesehatan dan Kebersihan Badan
Pekerjaan
masase adalah pekerjaan yang berat, terutama sport-massage, sebab
banyak dibutuhkan kerja otot yang dibantu dengan penggunaan berat badan. Oleh
karenanya badan masseur harus cukup sehat dan kuat. Disamping makan
yang cukup bergizi dengan jumlah yang memadai, maka gerak-gerak relaksasi otot
diantara pelaksanaan massage sangat dperlukan, untuk membantu
memulihkan kembali tenaga yang dibutuhkan. Olahraga ringan yang dilakukan
secara teratur dan kontinyu akan membantu masseur
untuk meningkatkan kekuatan dan kesehatan badannya. Kebersihan badan harus selalu dijaga,
tidak adanya bau yang tidak sedap yang muncul dari tubuh. Kebersihan yang
diabaikan akan sangat mengganggu pasien, sehingga tujuan yang hendak dicapai
oleh masase kadang-kadang menjadi berantakan karenanya. Kebersihan dari tubuh pasien pun tidak kurang pentingnya. Kulit dan
pakaian pasien harus bersih, sebab kulit yang kotor justru akan merugikan
pasien itu sendiri. Disamping menyebabkan tidak sempurnanya pelaksanaan masase, juga kemungkinan timbulnya luka
yang dapat menyebabkan terjadinya suatu infeksi. Pakaian pasien yang kotor akan sangat merugikan
orang lain, di dalam hal ini adalah masseur serta orang-orang yang berada di
sekelilingnya.
Pakaian untuk praktek masase
Pada umumnya
pakaian untuk praktek masase tidak terlalu mengikat, meskipun faktor kebersihan, ke-praktisan dan
keindahan perlu diperhatikan. Pekerjaan masase adalah jenis pekerjaan di bidang kesehatan, maka para messeur
sebaiknya mengunakan pula pakaian yang biasa digunakan oleh para pekerja
kesehatan. Yaitu baju berlengan pendek dengan panjang hingga di atas lutut
dibuat dari kain yang tipis dan berwarna putih, dengan celana panjang yang
berwarna putih pula. Pakaian ini harus selalu bersih dan rapi. Sedangkan bagi para masseur di lingkungan
olahraga umumya hanya
menggunakan pakaian yang lebih sederhana, pakaian olahraga atau kaos putih
dengan training-suit dan sebagainya. Untuk pakaian pasien harus seminim mungkin,
mengingat bahwa sport-massage menuntut hampir terbukanya seluruh
bagian tubuh pasien, terutama untuk pelaksanaan masase seluruh tubuh. Celana pendek atau celana renang
untuk putera serta celana pendek dengan kaca atau pakaian renang untuk puteri
adalah pakaian pasien yang tetap digunakan. Meskipun harus selalu diingat
faktor-faktor yang dapat merugikan tubuh pasien seperti faktor angin, cuaca yang
dingin serta keadaan lingkungan sekelilingnya.
Posisi pasien dan Masseur
Pasien dapat
di masase dalam posisi tidur telungkup, telentang maupun posisi setengah tidur
dan setengah duduk. Masseur menempatkan
diri di tempat-tempat tertentu hingga dengan mudah dapat menjangkau tubuh
pasien dalam sikap yang enak. Masseur dapat berada di sebelah kiri, kanan, dan
di sebelah atas kepala pasien.
Penentuan posisi masseur ini tergantung dari daerah mana yang hendak dimasase atau manipulasi apa yang akan digunakan. Yang
penting harus diingat adalah bahwa gerak masseur harus tidak terganggu, dan dapat dengan leluasa pindah dari kiri ke kanan dan
seterusnya. Dalam memberikan sport massage lengkap seluruh tubuh, posisi masseur terhadap
pasien ini harus selalu dimulai dari tempat yang ajeg, supaya tertib dan
teratur urutannya. Posisi itu adalah selalu dimulai dari sebelah kiri pasien
pada posisi tertelungkup, hingga bagian kiri pasien selalu digarap terlebih
dahulu, baru kemudian pindah ke bagian kanan. Sebagai contoh untuk masase daerah tungkai (tungkai atas, bawah dan
tapak kaki), maka tungkai kiri diselesaikan terlebih dahulu dengan menggunakan
seluruh manipulasi yang diperlukan, baru pindah ke tungkai kanan dan
seterusnya. Pada posisi telentang, masseur
selalu mulai menggarap bagian kanan tubuh pasien pada daerah tertentu sampai
selesai, baru pindah ke bagian kiri begitu seterusnya. Masseur berdiri tegak dengan tubuh pasien
terletak kira-kira setinggi pertengahan pahanya (tengah-tengah antara lutut dan
pangkal paha). Dengan ketinggian
ini masseur lebih leluasa dalam menggerakkan tangan serta menggunakan berat
badannya untuk membantu memberikan tekanan pada manipulasinya. Posisi pasien yang terlalu
rendah akan menyebabkan kelelahan yang sangat pada otot-otot pinggang dan punggung masseur, sedangkan posisi yang
terlalu tinggi akan sangat melelahkan otot-otot tangan dan jari-jari masseur. Sebaliknya dipan massage
diletakkan di tengah ruangan, tidak melekat ke dinding hingga masase dapat lebih lancar
dijalankan. Beberapa orang sanggup melakukan masase dengan pasien dalam posisi tidur di lantai.
Sudah tentu masase dalam posisi ini akan sangat melelahkan masseur dan tidak
akan memberi hasil yang memuaskan.
Arah gerakan masase
Sport massage menggunakan jantung sebagai pusatnya, sebab
jantung adalah pusat dari peredaran darah. Tujuannya adalah untuk mempercepat aliran
cairan limpe dan darah venosa ke jantung. Semua pembuluh darah vena menuju ke jantung, dan untuk vena-vena di bagian bawah jantung dibantu
dengan klep-klep (valvula) yang akan mencegah darah turun kembali ke bawah. Oleh karena semua gerak sport massage dilakukan
ke arah jantung, terutama
untuk manipulasi effleurage. Penggunaan ganjal pada tungkai
memungkinkan otot-otot tungkai bawah dan tungkai atas berada sejajar atau lebih
tinggi dari jantung. Posisi ini akan mempermudah pengaliran darah venous menuju ke jantung. Ditambah dengan manipulasi masase, maka proses perjalanan darah ke jantung menjadi semakin lancar. Pada segmen masase untuk cedera, arah masase harus mengikuti jalur penempelan otot yaitu
origo dan insersio pelekatan otot, pergeseran sendi dan peredaran darah agar
dapat mengurangi ketegangan otot dan rasa nyeri akibat cedera tersebut
Dosis dan Frekuensi Masase
Dosis atau
takaran untuk masase sangat bervariasi, tergantung dari kebutuhan serta kondisi
pasien. Sport massage membutuhkan waktu kira-kira satu sampai dua jam. Segment massage, khususnya pada cedera anggota gerak tubuh
memerlukan waktu lima belas sampai tiga puluh menit karena masase hanya diberikan pada bagian lokal tubuh yang
mengalami cedera. Frekuensi
dalam memberikan masase juga
bervariasi. Untuk olahragawan yang berlatih secara teratur, sebaiknya diberi masase
seluruh tubuh satu atau dua
kali seminggu, sedangkan masase untuk bagian-bagian tubuh dapat
diberikan setiap kali dibutuhkan.
Beberapa pendapat menyebutkan jangka waktu dua hari sekali, bahkan ada yang
menganjurkan untuk setiap hari diberi masase. Sudah
pasti hal itu harus dilihat pula bagaimana pengaruh masase itu terhadap tubuh, terutama pengaruh terhadap
prestasinya. Pada segmen masase untuk cedera akibat aktivitas olahraga atau aktivitas
sehari-hari, masase perlu diberikan dua sampai tiga kali dan dibantu dengan
terapi latihan untuk mempercepat pemulihan anggota tubuh yang mengalami cedera.
5. Indikasi dan Kontra Indikasi Masase
Masase
dapat diberikan dengan indikasi sebagai berikut:
a)
Kelelahan sehabis berolahraga atau bekerja
b)
Gangguan tidur
c)
Cedera atau radang khronis
d)
Rehabilitasi setelah sembuh dari sakit atau cedera
Disamping indikasi,
perlu diperhatikan adanya kontraindikasi untuk masase antara lain:
a.
Demam
b.
Cedera atau radang akut
c.
Varices
d.
Peradangan pada vena
e.
Sumbatan vena dalam oleh jendalan darah
6. Kode Etik dan Prinsip Tindakan Profesional
bagi Ahli Terapi Masase
Kode Etik bagi ahli Terapi Masase di Indonesia belum
disusun karena keberadaan Asosiasi Ahli Terapi Masase di Indonesia belum
mantap. Mengacu dari Dewan Sertifikasi Nasional Bagi Masase Terapi dan Olah
Tubuh dari Amerika Serikat, dapat diwacanakan kode etik dan tindakan
profesional bagi Ahli Terapi Masase sebagai berikut:
a.
Kode Etik
Kode
etik dari Dewan Sertifikasi Nasional untuk Massage Terapi dan Olah
Tubuh/National Certification Board for Therapeutic Massage and Bodywork
(NCBTMB) dikeluarkan pada
tahun 1995. Para praktisi yang
bersertifikat nasional yang mengikuti kode etik ini akan memberikan performa
kerja sebagai berikut :
1) Memiliki komitmen yang sungguh-sungguh
dalam mempersiapkan kualitas
perawatan yang paling prima
bagi klien yang membutuhkan jasa profesional mereka.
2) Memperlihatkan kualifikasi secara jujur, termasuk
di dalamnya soal latar
belakang pendidikan dan
keanggotaan profesi mereka dan hanya memberikan pelayanan sesuai dengan
kualifikasi (kemampuan) mereka.
3) Memberi informasi secara akurat kepada
klien, praktisi kesehatan lainnya dan masyarakat yang terbatas pada lingkup
ruang kerja mereka.
4) Mampu mengakui adanya keterbatasan
kemampuan mereka dan kontraindikasi dari terapi masase dan olah tubuh serta
mampu memberi rujukan kepada profesional kesehatan lainnya bagi klien bilamana
diperlukan.
5) Melakukan tindakan hanya apabila yakin
akan ada harapan yang memuaskan atau menguntungkan klien.
6) Secara konsisten mampu menjaga dan
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi profesional, menunjukkan keunggulan
profesional secara berkala melalui penilaian dan pengujian dan melalui
pelatihan secara kontinyu agar diketahui kelebihan dan kekurangannya.
7) Menjalankan bisnis dan aktivitas
profesional secara jujur dan mempunyai integritas yang tinggi serta mampu
menghargai nilai-nilai yang melekat pada setiap orang.
8) Tidak membeda-bedakan klien atau profesi
kesehatan lainnya.
9) Menjaga kerahasiaan semua klien, kecuali
atas dasar hukum yang kuat, perintah pengadilan atau apabila memang benar-benar
diperlukan bagi kepentingan masyarakat luas.
10) Menghormati hak-hak klien atau
pengacaranya untuk mendapatkan segala informasi yang diperlukan dan secara
sukarela memberikan izin untuk melakukan tindakan perawatan. Izin ini
bisa diberikan secara lisan maupun tertulis.
11) Menghormati
hak-hak klien untuk menolak perawatan, menambahnya ataupun menghentikannya
berdasarkan izin dan persetujuan yang telah diberikan sebelumnya.
12) Menyediakan semua perlengkapan dan
perawatan dengan baik agar keselamatan, kenyamanan dan privasi klien terjamin.
13) Menggunakan hak untuk menolak memberikan
perawatan kepada seseorang atau pada bagian tubuh tertentu dengan alasan yang
masuk akal.
14) Mampu menahan diri dalam segala situasi
untuk melakukan atau terlibat dalam kegiatan secara seksual ataupun perilaku
seksual yang melibatkan klien, walaupun ada indikasi bahwa klien hendak
mengarah kepada hal tersebut.
15) Menghindari segala ketertarikan, segala
aktivitas atau pengaruh yang bertolak belakang dengan segala kewajiban dalam
profesi terapi masase dan olah tubuh, dan harus bertindak profesional sesuai
kepuasan klien.
16) Menghormati batasan-batasan dengan klien
dengan memperhatikan privasi, menjaga kerahasiaan, pengungkapan rahasia,
memperhatikan ekspresi emosional, kepercayaan klien dan harapan klien terhadap
keprofesionalan para praktisi terapi. Para praktisi terapi akan selalu menjaga
dan menghargai otonomi kliennya.
17) Mampu menolak setiap pemberian atau
keuntungan lainnya yang dapat mempengaruhi segala keputusan, tindakan perawatan
yang nyata-nyata hanya memberikan keuntungan pribadi dan bukan demi kebaikan
pasien.
18) Mengikuti semua kebijakan, prosedur,
petunjuk/pedoman, peraturan, kode etik dan persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan
oleh Dewan Sertifikasi Nasional untuk Massage Terapi dan OlahTubuh.
b.
Prinsip-prinsip Tindakan Profesional bagi
Para Ahli Terapi Massage
Prinsip 1
Para ahli
terapi masase hendaknya membuat diri mereka bertindak sesuai dengan kode etik
yang telah dikeluarkan oleh yang berwenang, ditempat dia melakukan praktik
masase atau kode etik yang dikeluarkan oleh organisasi dimana mereka tergabung
di dalamnya sebagai anggota.
Prinsip 2
Para ahli
terapi masase harus secara terus menerus meningkatkan pengetahuan mereka
tentang tubuh manusia dan tentang terapi masase baik secara akademis maupun
dengan melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan profesinya serta saling tukar
menukar atau berbagi informasi dengan sesama rekan seprofesi.
Prinsip 3
Ahli terapi
masase harus dapat menempatkan diri sesuai dengan kedudukannya agar kesehatan,
keselamatan, hak pribadi/privasi, dan kepercayaan pasien terlindungi serta
harus memperlakukan kliennya dengan bermartabat dan terhormat.
Prinsip 4
Para ahli
terapi masase harus menyediakan pelayanan kepada masyarakat tanpa memandang
gender, ras, kebangsaan, leluhur, agama, kepercayaan, status pernikahan, aliran
politik, ketidakmampuan, orientasi seksual dan status sosial dan ekonominya.
Prinsip 5
Para ahli terapi
masase hanya menerapkan keahlian mereka yang benar-benar dikuasai dan mampu
dilakukan, selama tidak melanggar bidang keahlian yang telah ditentukan oleh
hukum yang dikeluarkan.
Prinsip 6
Para ahli terapi masase harus secara jujur menampilkan dan menerapkan
keahlian mereka.
Prinsip 7
Para ahli
terapi masase hendaknya mampu bertindak secara individu maupun secara kerja
sama dengan ahli kesehatan lainnya dalam mengimplementasikan pelayanan
profesional.
Prinsip 8
Para ahli
terapi hendaknya tidak membuat diagnosa medis kecuali sesuai dengan kemampuan,
pengalaman dan pengetahuannya. Mereka hendaknya menginformasikan kepada
kliennya atau ahli kesehatan lainnya tentang penemuan-penemuannya secara visual
dan jelas, demikian juga dengan informasi-informasi yang sesuai untuk perawatan
kliennya.
Prinsip 9
Para ahli
terapi masase hendaknya melaporkan semua tindakan yang tidak etis dan
aktifitas-aktifitas profesi yang illegal dari rekan seprofesinya kepada yang
berwenang.
Prinsip 10
Para ahli
terapi masase hendaknya memperagakan praktek-praktek kesehatan dan kebersihan
secara optimal pada kliennya dengan mengikuti cara hidup yang sehat dan bersih.
ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH
PENGANTAR
Anatomi
adalah ilmu yang mempelajari letak, bentuk dan susunan tubuh manusia, serta
hubungan antar bagian yang ada di dalamnya. Fisiologi adalah ilmu yang
mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Dengan
demikian anatomi dan fisiologi yang akan
dipelajari disini pada dasarnya untuk mengetahui letak, bentuk dan susunan
organ tubuh manusia beserta cara kerjanya. Untuk memudahkan pemahaman, maka
akan dipelajari organ tubuh manusia sejak dari luar sampai ke dalam.
Seorang masseur perlu memahami
anatomi tubuh karena pada dasarnya masseur akan memanipulasi tubuh dan
mengembalikan fungsi organ tubuh yang terganggu. Lebih dari itu, dalam batas
tertentu masseur juga akan mengembalikan letak persendian sesuai dengan letak
anatomisnya, sehingga seluruh kisaran gerak sendi tidak terganggu. Secara
anatomis dan fisiologis masase akan memperlancar peredaran darah sehingga
pengiriman oksigen serta nutrisi ke jaringan akan lancar, dan demikian juga
dengan pengambilan sisa metabolisme dari jairngan. Disamping itu, masase akan
merelakskan otot, menghilangkan nyeri dan bengkak khronis, serta memposisikan
sendi/tulang pada tempatnya. Manipulasi pada masase akan mengangkat kulit mati
yang ada di permukaan tubuh sehingga kulit akan terlihat bersih dan sehat.
Lebih dari itu masase merangsang pengeluaran endorphin yang akan merelakskan dan menyamankan tunuh
maupun pikiran setelah masase.
KULIT
Permukaan
dan rongga tubuh manusia ditutupi oleh kulit. Kulit yang menutup permukaan
tubuh bagian luar dan dalam yang berhubungan dengan udara luar disebut epitel,
sedangkan yang menutup rongga tubuh bagian dalam dan tak berhubungan langsung
dengan udara luar (misal lubang pembuluh darah, dan kelenjar) disebut endotel.
Fungsi kulit adalah melindungi permukaan tubuh terhadap berbagai gesekan,
mikroorganisme,dan mencegah hilangnya cairan tubuh secara berlebihan. Fungsi
perlindungan terutama dilakukan oleh keratin pada epidermis. Fungsi lain adalah
sebagai pengatur suhu yang dilakukan oleh mekanisme berkeringat, dan sebagai
indra peraba terhadap sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu.
Gambar 1.
Lapisan Kulit (Sumber:
Althaus, 1997)
Kulit
mempunyai beberapa lapisan antara lain adalah epidermis, dermis, dan
hypodermis. Kulit mempunyai berat 15% dari seluruh berat tubuh, luas 1,5-1,75
m2, tebal rata-rata 1-2 mm. Area yang tebal ada di telapak tangan dan kaki.
Lapisan epidermis merupakan lapisan luar yang menyelimuti permukaan tubuh.
Lapisan ini mengalami pergantian sel terus menerus. Pelepasan sel memerlukan
waktu 14-28 hari dengan rincian 14 hari untuk proses pembelahan, dan 14 hari
berikutnya untuk proses pelepasan sel. Pada lapisan ini tidak ada pembuluh
darah, sehingga kiriman nutrisi sangat tergantung dari kiriman darah di lapisan
dermis. Serabut saraf juga tidak dijumpai dalam lapisan ini, namun ada sel
langerhans yang dapat melawan mikroorganisme penyebab infeksi.
Lapisan dermis mempunyai ketebalan
empat kali lipat dari lapisan epidermis, dan tersusun dari jaringan penghubung
serta penyokong. Lapisan ini terdiri atas lapisan papilari dan lapisan
retikuler. Lapisan papilari merupakan lapisan tipis yang terdiri dari jaringan
penghubung yang longgar dan menghubungkan epidermis dengan subkutis. Pada
lapisan ini juga terdapat sejumlah elastin dan kolagen. Lapisan retikuler
merupakan lapisan tebal yang terdiri atas jaringan penghubung padat dengan
susunan yang tidak merata. Serat elastin dan kolagen sangat tebal dan saling
berangkai menyerupai jarring-jaring. Serat inilah yang membuat kulit menjadi
kuat, utuh, kenyal, dan meregang dengan baik. Pada lapisan ini terkandung
banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit, yaitu:
- Kelenjar
lemak (kelenjar sebasea) yang menghasilkan lemak untuk melumasi permukaan
kulit. Dikeluarkan melalui folikel rambut, dan pada orang dengan jenis
kulit berminyak, kelenjar lemak lebih aktif memproduksi minyak/lemak. Bila
lapisan kulit tertutup oleh kotoran, debu, atau kosmetik akan menyebabkan
sumbatan kelenjar, sehingga terjadi pembengkakan.
- Kelenjar keringat bertugas mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan meningkat dengan mengeluarkan keringat dan membuang sisa metabolism tubuh terutama garam dan urea. Keringat dikeluarkan melalui 2-3 juta pori-pori yang ada di permukaan tubuh.
- Pembuluh darah yang cukup padat pada lapisan dermis ini akan memberi nutrisi dan oksigen untuk kulit. Disamping itu pembuluh darah juga bertugas untuk mengatur suhu tubuh melalui pelebaran pembuluh darah.
- Serat elastin dan kolagen yang bertugas untuk mengikat semua bagian kulit menjadi satu. Serat ini dibuat dari protein yang dihasilkan oleh sel fibroblast. Serat elastin dan kolagen bersama-sama menentukan derajat kelenturan kulit.
- Folikel rambut merupakan pangkal tumbuhnya rambut dan berkontraksi pada saat dingin.
- Saraf nyeri dan reseptor sentuh, yang akan merasakan nyeri atau sakit apabila ada sesuatu yang mencederai kulit, dan juga dapat merasakan panas, dingin, raba benda, dan lain-lain.
Lapisan subkutis atau bawah kulit yang tersusun dari sel kolagen dan
lemak yang tebal memungkinkan kulit
untuk menyekat panas sehingga dapat beradaptasi terhadap perubahan temperatur
luar. Disamping itu lapisan subkutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi
kulit. Pada lapisan subkutis yang cukup tebal, efek masase lebih sulit untuk
menjangkau sampai ke otot, sehingga diperlukan penekanan yang cukup kuat.
Penggunaan berat/beban tubuh untuk membantu penekanan akan menghemat tenaga
masseur.
SISTEM PEROTOTAN
Gerakan
tubuh disebabkan oleh kontraksi otot yang melalui sebuah sendi. Otot terdiri
dari gabungan serat-serat otot. Ujung kepala otot disebut: ORIGO dan ujung lain
disebut: INSERSIO, bagian yang melekat pada tulang. Perlekatan dapat sempit
pada satu atau beberapa tulang atau justru melebar. Pada kontraksi otot, tulang
tempat insersi akan bergerak ke arah origo, makin dekat letak insersi terhadap
sendi makin besar gerakan yang terjadi.
Berbagai gerakan pokok otot dan jenis otot
1.
Fleksi
: sudut antara 2 tulang mengecil. Ototnya disebut: otot Fleksor.
Contoh: otot Bisep untuk siku dan otot
Hamstring untuk lutut
2.
Ekstensi
: sudut antara 2 tulang membesar. Ototnya disebut otot
Ekstensor. Contoh:
otot Trisep untuk siku otot Quadrisep untuk lutut
3.
Aduksi :
gerakan mendekati garis tengah tubuh. Ototnya disebut
Aduktor.
Contoh: otot-otot Aduktor paha
4.
Abduksi :
gerakan menjauhi garis tengah tubuh. Ototnya disebut
Abduktor.
Contoh: otot Deltoid pada bahu.
5.
Rotasi
: gerakan memutar pada sumbu memanjang. Contoh: kepala
radius berputar
terhadap ulna. Pada tangan terjadi gerakan Pronasi dan Supinasi.
6. Sirkumduksi:
gerakan memutar pada sendi bahu dan sendi panggul.
Merupakan gerakan terkoordinasi berurutan berupa
fleksi, abduksi, ekstensi dan aduksi.
Gambar 2. Berbagai gerakan pada anggota gerak tubuh atas
Gambar 3. Gerakan-gerakan pada tubuh dan
anggota gerak tubuh bawah
Gambar 4. Otot tubuh manusia tampak dari
depan
Gambar 5. Otot tubuh manusia tampak dari belakang
Fisiologi Otot
Fungsi
dari otot adalah berkontraksi agar dapat menggerakkan tubuh dan
bagian-bagiannya. Untuk mengetahui kerja otot, perlu diketahui struktur dasar
otot. Otot mengandung protein kontraktil, sehingga apabila ada rangsangan, otot
akan berkontraksi. Jaringan otot mempunyai sifat dapat mengubah tenaga kimia
menjadi tenaga mekanik disertai pelepasan panas.
1)
Otot rangka
2)
Otot jantung
3)
Otot polos
Otot Rangka
Setiap berkas otot mengandung
sejumlah besar serat otot, diameter 10-80 µ, letaknya sejajar memanjang. Tiap
serat otot merupakan satu sel otot, dibungkus oleh membrane sel yang disebut:
Sarkolemma, mengandung inti berbentuk silinder dan terletak asimetris.
Dipersarafi oleh ujung saraf yang terletak di tengah serat otot. Antara satu
sel dengan sel otot lain berhubungan, baik strukturnya maupun fungsinya.
Di dalam
sitoplasma (sarkoplasma) terdapat banyak mitokondria dan granula-granula
glikogen yang merupakan cadangan energi sel. Terdapat pula mioglobin yaitu
protein berwarna merah yang mengandung zat besi dan berfungsi sebagai tempat
penyimpanan oksigen. Di dalam sarkoplasma terdapat pula sejumlah besar ion K,
Mg, PO4 dan enzim-enzim. Di dalam satu serat otot terdapat beratus-ratus
myofibril dan di dalam setiap miofibril
terdapat sejumlah miofilamen. Filamen adalah elemen kontrkatil yang berperan pada mekanisme kontraksi
otot yang merupakan kumpulan protein, terdiri dari filamen tebal (miosin) dan
filamen tipis (aktin, troponin dan tropomiosin).
Gambar 6. Struktur otot rangka manusia
Jenis-jenis kontraksi otot
Pada kontraksi otot, pergeseran filament
elemen kontraktil menyebabkan panjang otot berkurang. Disamping itu di dalam
otot terdapat juga unsur-unsur yang bersifat elastis dan kenyal, yang
memungkinkan otot berkontraksi tanpa disertai perubahan panjang otot. Pada keadaan ini terjadi peningkatan
tegangan otot disertai pengeluaran panas. Berdasarkan hal ini, terdapat
2 jenis kontraksi otot, yaitu:
1.
Kontraksi
Isotonik
Proses
kontraksi otot yang menyebabkan pemendekan panjang otot disebut kontraksi
isotonik. Pada keadaan ini tegangan/tonus otot tidak berubah. Terjadi
pemendekan dari semua sarkomer. Contoh: kontraksi ini adalah pada waktu
mengangkat beban yang ringan, saat berjalan atau menendang
2.
Kontraksi
Isometris
Pada
jenis kontraksi ini, tidak terjadi pemendekan otot (bahkan sebaliknya, mungkin
terjadi sedikit pemanjangan), tetapi terjadi peningkatan tegangan dalam otot.
Contoh: usaha mengangkat beban berat sekali atau pada waktu berdiri dengan
sikap tegak (menahan berat badan terhadap tarikan gaya berat bumi).
Jenis Serat Otot
Ada
2 jenis serat otot yaitu:
1. Slow
twitch
adalah serat merah, karena mengandung banyak mioglobin dan terutama
ditemukan pada atlet endurans. Mengandung banyak kapiler, lemak, dan enzim.
2. Fast
twitch
adalah serat putih, berfungsi secara anerobik, memiliki sedikit
mioglobin, lemak, enzim dan kapiler.
Proporsi ke-2 jenis serat ini, bervariasi
pada setiap orang.
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kontraksi Otot
- Suhu
- Panjang Awal
- Jenis Pembebanan
- Cara Perangsangan
- Jenis Kontraksi
Seringkali otot menjadi kaku setelah olahraga berat sebab ada jaringan
sikatrik atau pemendekan otot secara refleks. Salah satu keuntungan melakukan
masase adalah efektif memulihkan kekakuan otot dan mengembalikan otot pada
panjang otot istirahat yang optimal. Juga membuat otot lebih lentur, dan
meningkatkan aliran darah. Kekakuan otot biasanya tidak terjadi pada seluruh
berkas otot tetapi hanya pada bagian tertentu dari bagian otot terbesar, atau
pada hubungan antara otot dan tendon (jaringan penghubung otot).
Peregangan umumnya dapat memanjangkan otot secara keseluruhan, tetapi
sulit untuk meregangkan area tertentu di otot. Dalam hal ini masase dapat
dilakukan secara langsung pada area yang akan di masase dan lebih baik bila
dapat di kombinasikan dengan tehnik
peregangan yang tepat untuk mencapai kelenturan otot optimal.
SISTEM SIRKULASI
Sistem sirkulasi terdiri dari
jantung, pembuluh darah dan darah. Jantung terletak di dada sebelah kiri. Di
depan dilindungi oleh tulang dada dan di sebelah belakang dilindungi oleh
tulang belakang. Jantung terdiri dari 4 rongga, yang berfungsi untuk memompakan
darah ke seluruh tubuh. Sisi kiri jantung memompakan darah yang kaya oksigen
dan makanan ke organ-organ tubuh dan otot, sedangkan sisi kanan jantung memompakan darah yang
tidak mengandung oksigen ke paru-paru. Dari sisi kiri jantung darah akan
memasuki aorta (pembuluh darah besar), lalu bercabang-cabang ke seluruh tubuh.
Setelah terjadi pertukaran oksigen dan nutrisi, darah yang mengandung sisa
makanan akan dihantarkan ke sisi jantung kanan. Fungsi sistem sirkulasi sangat
penting yaitu mengangkut bahan makanan (nutrient), oksigen dan karbondioksida
serta sisa makanan dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya. Sisa makanan
dan substansi yang berbahaya akan dikeluarkan melalui ginjal. Fungsi lain dari
darah adalah mengatur pH darah dan suhu tubuh. Keuntungan melakukan masase
dalam kaitannya dengan sistem sirkulasi adalah kemampuan untuk meningkatkan
pengembalian darah vena ke jantung dan meningkatkan aliran darah otot, yang ke
duanya dapat memberi efek signifikan pada pemulihan dan regenerasi jaringan
otot setelah latihan/olahraga.
Gambar 7.
Sistem Sirkulasi Tubuh ( Sumber: Althaus, 1997)
SISTEM LIMFATIK
Jaringan tubuh dikelilingi oleh
cairan yang disebut cairan intersisial, yang berfungsi sebagai medium untuk
pertukaran bahan nutrisi dan sisa makanan antara sistem sirkulasi dan jaringan
tubuh. Cairan intersisial berasal dari kapiler yang sebenarnya adalah plasma yang merupakan 55-60 % bagian dari darah. Selama pertukaran
bahan-bahan tadi, cairan intersisial masuk ke dalam pembuluh limfatik. Sistem
limfatik mirip dengan sistem sirkulasi (vena), juga bercabang-cabang di seluruh
tubuh. Di sepanjang pembuluh limfatik terdapat nodus-nodus atau kelenjar, misalnya
di daerah leher, ketiak, dada, perut dan selangkang. Kelenjar ini mengandung limfosit yang
memproduksi antibodi untuk sistem pertahanan tubuh. Secara konstan terdapat
sirkulasi cairan limfe dari kapiler ke ruang antar sel, kembali ke sistem limfe lalu ke pembuluh darah.
Cedera pada otot akan menyebabkan cairan dalam sel dan beberapa komponen sel
mengalir ke ruang antar sel. Kerusakan kapiler akan membuat cairan dan darah
lebih banyak di ruang antar sel. Akibat meningkatnya jumlah cairan intersisial
akan menyebabkan terjadinya pembengkakan jaringan yang disebut: Edema. Secara
normal pembuluh limfe akan mengalirkan kembali cairan intersisial yang
berlebihan ke sistem sirkulasi darah.
Dalam
hal ini masase tidak dapat digunakan untuk membantu pengembalian darah yang
tertimbun di cairan intersisial pada edema ke sistem sirkulasi darah untuk
menghilangkan pembengkakan. Bahkan dianjurkan untuk tidak melakukan masase pada
jaringan tubuh yang mengalami pembengkakan atau edema.
Gambar 8.
Sistem Limfatik (Sumber: Althaus, 1997)
SISTEM SARAF
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian,
yaitu: sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri
dari otak dan medulla spinalis, yang menginterpretasi informasi dari luar
tubuh. Sistem saraf tepi, terdapat di seluruh tubuh yang menghubungkan reseptor
dengan sistem saraf pusat. Saraf eferen membawa informasi dari dari otak atau
medulla spinalis ke seluruh tubuh, yang terbagi atas 2 bagian, yaitu: saraf
volunter yang bertanggung jawab mengatur otot dan saraf involunter (otonomik).
Saraf involunter atau sistem saraf otonom terdiri dari sistem saraf simpatis
dan parasimpatis. Jadi sistem saraf tepi mengumpulkan dan menyampaikan sinyal
ke susunan saraf pusat dan tubuh akan memberikan reaksi terhadap sinyal tersebut.
Bila sinyal dihantarkan ke otot akan merangsang terjadinya kontraksi otot, dan
pada akhirnya akan menimbulkan gerakan.
Hanya
sedikit penelitian yang ada mengenai kaitan sistem saraf dengan masase, tetapi
umumnya masase yang ringan dan sedang akan merangsang saraf sedangkan tekanan
yang kuat akan menekan/mematikan rangsang. Untuk itu hanya tekanan yang ringan
dan singkat yang dianjurkan setelah aktivitas berat, untuk merangsang otot agar
kembali siap lalu setelah itu masase yang lebih dalam dan ritmik dilakukan
untuk merelaksasikan otot.
Gambar 9. Sistem Saraf Tubuh (Sumber:
Althaus, 1997)
SISTEM KERANGKA DAN SENDI
Tulang
kerangka berhubungan satu dengan yang lain melalui sendi. Ada 3 jenis sendi, yaitu:
1. Sendi fibrosa
Jaringan yang menghubungkan
antar tulang adalah jaringan ikat. Pada sendi ini tak ada gerakan.
Contoh: - pada tulang kranium
disebut sendi sutural
2. Sendi tulang rawan (kartilaginosa)
Jaringan yang menghubungkan antar tulang adalah tulang rawan, gerakan
agak terbatas.
Contoh: - lempeng
intervertebral
- antara kostae
dan sternum
3. Sendi sinovial
Hubungan antar tulang disini lebih rumit. Sendi ini adalah sendi yang
terbanyak ditemukan di tubuh yang memungkinkan pelbagai gerakan yang kompleks,
meskipun dapat pula kaku jika perlu untuk menopang beban tertentu.
Gambar 10. Kerangka tubuh manusia (depan) (Sumber:
Althaus, 1997)
Gambar 11. Kerangka tubuh manusia dari belakang (dari belakang)
Gambar 12. A.Bagian-bagian sendi. B. sendi siku. C.
Sendi lutut. D. Sendi
bahu. E. sendi gliding. F. sendi kaki
Macam-macam sendi sinovial
1)
Sendi datar
disebut
pula Gliding Joint, permukaan artikularnya rata.
contoh:
interkarpal dan intertarsal, di antara prosesus artikular vertebra.
2)
Sendi engsel
disebut
pula Hinge Joints, merupakan sendi dengan satu aksis.
contoh:
sendi siku dan lutut.
3)
Sendi putar
disebut
pula Pivot Joints, gerakan mengitari ujung tulang lain.
contoh:
di antara bagian proksimal radius dan ulna.
4) Sendi buku jari
disebut pula Condyloid Joints, ke dua
permukaan artikular berbentuk oval.
Contoh: radiokarpal pada pergelangan tangan
Metakarpopalangeal
5) Sendi pelana
disebut pula Saddle Joints, salah satu
tulangnya berbentuk pelana.
Contoh: sendi ibu jari kaki antara metatarsal dan falang.
6)
Sendi peluru
disebut pula Ball & Socket Joints. Ujung
tulang yang satu bulat dan lainnya cekung,
menyebabkan gerakan melingkar.
Contoh: sendi bahu dan panggul.
PATOFISIOLOGI CEDERA OLAHRAGA
Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh dengan
tanda radang yang terdiri atas rubor (merah), tumor (bengkak), kalor (panas),
dolor (nyeri), dan functiolaesa (penurunan fungsi). Pembuluh darah di lokasi
cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk mengirim lebih banyak
nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan. Pelebaran pembuluh
darah ini lah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih merah
(rubor). Cairan darah yang banyak
dikirim di lokasi cedera akan merembes keluar dari kapiler menuju ruang antar
sel, dan menyebabkan bengkak (tumor). Dengan dukungan banyak nutrisi dan
oksigen, metabolisme di lokasi cedera akan meningkat dengan sisa metabolisme
berupa panas. Kondisi inilah yang menyebabkan lokasi cedera akan lebih panas
(kalor) dibanding dengan lokasi lain. Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia
lain akan merangsang ujung saraf di lokasi cedera dan menimbulkan nyeri
(dolor). Rasa nyeri juga dipicu oleh tertekannya ujung saraf karena
pembengkakan yang terjadi di lokasi cedera. Baik rubor, tumor, kalor, maupun
dolor akan menurunkan fungsi organ atau sendi di lokasi cedera yang dikenal
dengan istilah functiolaesa. Mengacu pada tanda-tanda radang ini lah maka pada
cedera akut, penanganan yang disarankan adalah Rest, Ice, Compression, and Elevation (RICE)
Cedera olahraga dapat diklasifikasikan sebagai cedera
ringan apabila robekan yang terjadi hanya dapat dilihat dibawah mikroskop,
dengan keluhan minimal, dan tidak mengganggu penampilan secara berarti. Contoh
yang dapat dilihat adalah memar, lecet, dan sprain ringan. Cedera sedang
ditandai dengan kerusakan jaringan yang nyata, nyeri, bengkak, kemerahan,
panas, dan ada gangguan fungsi. Tanda radang seperti tumor, rubor, kalor,
dolor, dan functiolaesa terlihat nyata secara keseluruhan atau sebagian. Contoh
dari cedera ini adalah robeknya otot, tendo, serta ligament secara parsial.
Pada cedera berat terjadi robekan total atau
hampir total, dan bias juga terjadi patah tulang. Cedera ini membutuhkan
istirahat total, pengobatan intensif, atau bahkan operasi.
Cedera yang sering terjadi pada atlet adalah sprain
yaitu cedera pada sendi yang mengakibatkan robekan pada ligament. Sprain
terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan dan mendadak pada sendi, atau
karena penggunaan berlebihan yang berulang-ulang. Sprain ringan biasanya
disertai hematom dengan sebagian serabut ligament putus, sedangkan pada sprain
sedang terjadi efusi cairan yang menyebabkan bengkak. Pada sprain berat,
seluruh serabut ligamen putus sehingga tidak dapat digerakkan seperti biasa
dengan rasa nyeri hebat, pembengkakan, dan adanya darah dalam sendi.
Dislokasi sendi juga sering terjadi pada olahragawan
yaitu terpelesetnya bonggol sendi dari tempatnya. Apabila sebuah sendi pernah
mengalami dislokasi, maka ligament pada sendi tersebut akan kendor, sehingga
sendi tersebut mudah mengalami dislokasi kembali (dislokasi habitualis).
Penanganan yang dapat dilakukan pada saat terjadi dislokasi adalah segera
menarik persendian tersebut dengan sumbu memanjang.
Cedera olahraga berat yang sering terjadi pada olahragawan
adalah patah tulang yang dapat dibagi menjadi patah tulang terbuka dan
tertutup. Patah tulang terbuka terjadi apabila pecahan tulang melukai kulit,
sehingga tulang terlihat keluar, sedangkan pada patah tulang tertutup, pecahan
tulang tidak menembus permukaan kulit. Pada kasus patah tulang, olahragawan
harus berhenti dari pertandingan, dan secepat mungkin harus dibawa ke
professional karena harus direposisi secepatnya. Reposisi yang dilakukan
sebelum limabelas menit akan member hasilmemuaskan karena pada saat itu belum
terjadi nyeri pada tulang (neural shock). Setelah reposisi bisa dipasang spalk
untuk mempertahankan posisi dan sekaligus menghentikan perdarahan.
Penyebab terjadinya cedera olahraga dapat berasal dari luar seperti
misalnya kontak keras dengan lawan pada olahraga body contact, karena benturan
dengan alat-alat olahraga seperti misalnya stick hockey, bola , raket, dan
lain-lain. Dapat pula disebabkan oleh keadaan lapangan yang tidak rata yang
meningkatkan potensi olahragawan untuk jatuh, terkilir, atau bahkan patah
tulang. Penyebab dari dalam biasanya terjadi karena koordinasi otot dan sendi
yang kurang sempurna, ukuran tungkai yang tidak sama panjang, ketidak
seimbangan otot antagonis.
MASASE TERAPI/REHABILITASI CEDERA
ANGGOTA GERAK ATAS
Teknik masase (manipulasi masase) pada rehabilitasi cedera yang digunakan untuk
masase terapi adalah gerusan (friction)
dan gosokan (effleurage)
menggunakan ibu jari. Selanjutnya dilakukan penarikan (traksi) untuk mengembalikan sendi pada posisinya (reposisi).
Manfaat
dari masing-masing teknik masase antara lain:
1.
Gerusan (friction) tujuannya
yaitu menghancurkan myogelosis atau timbunan dari sisa-sisa pembakaran yang terdapat
pada otot dan menyebabkan pengerasan serabut otot
2.
Gosokan (effleurage)
caranya adalah dengan menggunakan ibu jari untuk mengosok daerah tubuh yang
mengalami kekakuan otot. Tujuannya adalah untuk memperlancar peredaran darah.
3.
Tarikan (traksi) caranya adalah dengan menarik bagian anggota gerak
tubuh yang mengalami cedera khususnya pada sendi ke posisi semula.
4.
Mengembalikan sendi pada posisinya (reposisi)
caranya adalah waktu penarikan (traksi) pada bagian anggota gerak tubuh yang
mengalami cedera khususnya pada bagian sendi, dilakukan pemutaran atau
penekanan agar sendi kembali pada posisi semula.
1. Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera
Leher
Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cedera sendi leher (vertebrae cervikalis) yaitu menggunakan teknik yang menggabungkan teknik gerusan (friction) dengan teknik
gosokan (effleurage) dengan ibu jari untuk merilekskan atau
menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan pengembalian
(reposisi) sendi-sendi yang berada di leher
(vertebrae
cervicalis) pada tempatnya.
a.
Posisi Duduk dengan Kepala Tegak
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot trapezius
medialis ke arah vertebrae
cervicalis (ke arah
atas)
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae atau otot trapezius superior ke arah atas
b.
Posisi Duduk dengan Kepala Menoleh ke Kiri
dan ke Kanan
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah
atas
c.
Posisi Duduk dengan Kepala Dimiringkan ke
Kiri dan ke Kanan
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah
atas
d.
Posisi Duduk dengan Kepala Menunduk
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot leher di samping vertebrae cervicalis atau otot trapezius superior ke arah
atas
e.
Posisi Traksi dan Reposisi pada Sendi
Leher
Lakukan penarikan (traksi) kepala ke
arah atas dan mengarahkan pasien supaya menoleh ke kanan dan ke kiri untuk
mempermudah memposisikan sendi leher
atau tulang vetebrae cervikalis kembali pada tempatnya
2. Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera
Bahu
Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cedera sendi bahu yaitu
menggunakan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dengan teknik
gosokan (effleurage) yang menggunakan ibu jari untuk merilekkan atau
menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan pengembalian
(reposisi) sendi bahu.
a.
Posisi Duduk dengan Lengan Pronation
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada sepanjang otot lengan bawah (otot
extensor carpi ulnaris, extensor carpi radialis, extensor digitorum)
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot
triceps/sepanjang otot
lengan atas (otot brachialis,
brachioradialis, triceps brachialis)
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), kearah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus
Lakukan teknik
masase (manipulasi masase)
dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot intraspinatus/dimulai dari titik tengah tengah tulang
scapula (belikat), ke arah tulang vertebrae thorakalis
b.
Posisi Duduk dengan Lengan Supination
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada sepanjang otot lengan bawah (otot
flexor carpi ulnaris, palmaris longus, flexor carpi radialis, brachioradialis)
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), ke arah
atas pada otot biseps/ lengan atas.
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), ke arah atas pada ligamen sendi bahu/otot deltoideus
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada
otot pectocalis mayor ke arah
dalam menuju tulang sternum
(tulang tengah dada)
c.
Posisi Duduk pada Badan bagian Belakang
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara
menggabungkan teknik gerusan (friction) dan gosokan (effluerage), pada otot
trapezius (pundak)
kearah vertebrae
cervicalis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar